Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Refleksi 10 Hari Pertama Ramadan
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Selasa , 26 Mar 2024 - 15:43
Ilustrasi--
refleksi 10 hari pertama ramadan oleh: sopandi pelaksanaan ibadah puasa begitu cepat melaju. sepuluh hari pertama berlalu, kini memasuki sepuluh hari kedua. setelah mendapat curahan rahmat, kini menuju ampunan-nya. semoga dua anugrah itu menyertai dan menghantarkan pada kemerdekaan yang hakiki yaitu terbebas dari api neraka. tangga atau fase puasa beserta “hadiah”nya yang menggiurkan itu sejalan dengan beban atau tantangan yang harus dilalui. baca juga:nasib politik bahasa yang “dipaksa” tertidur semakin mendekati ampunan allah dan pembebasan api neraka, tantangan semakin kompleks dan berat. bukan semakin mantap dan khusu’ berpuasa, yang terjadi justru sebaliknya. memasuki sepuluh kedua ramadan, konsentrasi pelaksanaan puasa mulai memudar, terbagi pada keriuhan menyambut hari raya ‘id fitri yang masih lama dan belum tentu sampai umur. ibu-ibu, walaupun tidak semuanya, mulai sibuk mencari motif baju lebaran sesuai trend, mulai mendaftar jenis kue dan makanan untuk hiasan ruang tamu, dan lain sebagainya. tidak ketinggalan, bapak-bapak pun terbawa suasana dan fokus menggali pundi-pundi dan potensi uang untuk mencukupi semua targetan itu. baca juga:warga binaan lapas kelas 1 cirebon semangat belajar ilmu agama islam alih-alih khusu’ dan hidmat berpuasa, hari dan detik-detik memasuki pertengahan ramadhan, pelaksanaan puasa kerap terganggu oleh beragam kekhawatiran dan kegelisahan. khawatir gajian kembali ditunda, khawatir tunjangan hari raya (thr) tidak turun, dan khawatir tidak mendapat tambahan penghasilan yang bisa membayar daftar kemewahan lebaran. kekhawatiran-kekhawatiran itu berkecamuk dalam diri setiap pemimpin keluarga, baik pejabat, pegawai, pedagang, guru, dosen, bahkan buruh tani dan nelayan, atau latar belakang pekerjaan lainnya. kecamuk itu pada akhirnya menentukan cara dan strategi mengumpulkan pundi-pundi uang. ada yang kerja keras, kerja cerdas, dan tidak sedikit yang kerja culas. kecamuk itu mengikis spirit puasa yang sejatinya adalah proses pendidikan untuk mengubah gaya hidup hedon, yang semakin tampak akhir-akhir ini, menjadi gaya hidup yang normal. baca juga:polres indramayu gelar program mudik gratis kecamuk itu menggeser kemeriahan pelaksanaan tarawih sebagai upaya refleksi diri membersihkan hati dan tadarus al-quran sebagai penguatan ilmu. tarawih mulai kendor dan tadarus mulai tidak terurus. keramaian masjid dan mushola yang terjadi di awal ramadhan bergeser ke toko-toko swalayan. pasar-pasar yang mulai penuh dan jalanan yang mulai macet. asap kendaraan lambat laun menutup ingatan masa-masa penyambutan ramadan (tarhib) yang menekankan bahwa puasa tidak cukup menahan haus, dan lapar. baca juga:kemenag isi ramadan dengan berbagi kegiatan tidak cukup menahan birahi seksual sejak terbit fajar sampai magrib saja, melainkan harus benar-benar mengekang hawa nafsu yang selalu mengajak manusia menggapai keindahan dan kemeriahan dunia yang sementara dan lalai terhadap akhirat. puasa yang bisa menggapai ampunan dan kemerdekaan dari sengatan api neraka memang tidak mudah. tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan. tidak semudah meminta maaf atau mengaku khilaf dan tandatangan di atas materai seperti penomena para preman medsos yang terciduk pihak kepolisian. untuk mendapat ampunan dan perlindungan api neraka butuh ilmu, iman, dan perjuangan yang sungguh-sungguh. baca juga:dprd kabupaten indramayu terima lkpj tahun 2023 meminjam istilah jalaludin rahmat, puasa harus dilaksankan secara lahir batin yang tidak saja melingkupi ketentuan syariat tetapi juga harus sampai pada tahap tarikat dan hakikat. selain menahan kebutuhan dasar biologis makan, minum, dan hasrat, juga menahan segala bentuk aktivitas yang menjauhkan diri dari tuhan. hal ini sejalan dengan tingkatan puasa imam al-ghazali yang cukup berat yaitu puasa khusus dan khususil khusus. upaya mengubah kendali puasa tidak sebatas menahan haus, lapar dan kebutuhan seksual. perintah mengosongkan perut dan menahan kebutuhan seksual merupakan latihan, supaya kendali kehidupan tidak terpokus pada kebutuhan dasar manusia, yaitu perut dan seksual saja. baca juga:capaian program unggulan dekat, 3.247 pju terpasang di wilayah indramayu di dalam diri manusia, ada potensi yang lebih tinggi dan harus dikembangkan yaitu hati dan pikiran. hati, yang dalam salah satu hadis qudsi disebut sebagai tempat bersemayam tuhan, harus dihidupkan supaya menjadi kendali hidup manusia. jangan sampai keberadaannya tertutupi oleh kendali perut dan seksual saja, yang identik dengan nafsu dunia. untuk menumbuhkan kekuatan hati, maka selama ramadhan ini dilatih untuk sedikit makan dan sedikit tidur. aktivitas hidup manusia diorientasikan pada ibadah dan perbauatn baik yang sebanyak-banyaknya. begitu pun dengan pikiran atau akal dalam diri manusia. akal merupakan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk tuhan selain manusia. baca juga:sangat minim, anggaran pemeliharaan jalan dari sebelumnya rp5 miliar dipangkas menjadi rp3 miliar melalui puasa, akal kembali dibangkitkan dengan cara penguatan, baik kuantitas maupun kualitas atas pembacaan ayat-ayat allah, baik al-quran maupun penomena alam. pada prosesnya, pembacaan tidak cukup pada penomena yang tampak, atau ayat-ayat al-quran secara harfiah, melainkan harus mendalam. mengutip prof nasarudin umar, proses membaca setidaknya harus sampai pada empat tahap yang sempurna yaitu tartil membaca, bisa memahami, bisa menjiwai, dan bisa menghubungkan bacaan tersebut pada kesadaran ketuhanan. syahdan, puasa merupakan upaya tuhan mengembalikan hakikat hidup manusia supaya senantiasa dalam kendali hati dan pikiran. baca juga:berada di pusat kota jatibarang dan depan stasiun, rth jatibarang enak buat ngabuburit puasa merupakan strategi mengembalikan manusia pada derajatnya yang lebih tinggi, yang tidak berorientasi pada perut dan hasrat seksual saja. tentu saja, kendali hati dan pikiran tersebut bukan untuk satu bulan ramadhan, melainkan untuk selama hidup manusia. wallahu’alam. (*) penulis adalah staff pengajar di uniiversitas islam al-ihya kuningan
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 27 Maret 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
7 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
7 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
7 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
7 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
7 jam
Berita Terpopuler
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
7 jam
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
11 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
7 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
12 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
7 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan