Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Manifestasi Puasa
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Minggu , 24 Mar 2024 - 17:27
Ilustrasi--
manifestasi puasa oleh: wariah kedatangan ramadan senantiasa memberikan kesempatan kepada setiap orang yang beriman untuk menempa dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun ke tahun. hal ini karena manusia adalah makhluk lemah yang selalu lalai dan alpa. karenanya, allah memberikan kesempatan dengan datangnya ramadan untuk menata kehidupannya dan mendidik pribadinya agar kembali kepada nilai-nilai religius yang dituntun allah swt. ramadan sendiri memiliki beragam nama yang dinisbatkan sebagai bentuk pengingat dan menjadi pelajaran bagi orang beriman. ramadan disebut dengan syahrus shiyam, karena ada kewajiban berpuasa yang ditetapkan dalam bulan tersebut. inilah ibadah pokok dalam bulan ramadan, melaksanakan puasa dengan segala ketentuan syariatnya. ramadan pun dikenal dengan syahrul quran karena pada bulan itu alquran diturunkan allah dan ada anjuran yang kuat untuk memperbanyak membaca alquran pada bulan tersebut. baca juga:heboh, ular sanca memangsa 4 ekor ayam para salafussaleh senantiasa berlomba-lomba memperbanyak khatam alquran selama ramadan karena memahami berbagai keutamaannya. bahkan ramadan disebut pula dengan syahrut tarbiyah karena selain banyak mengandung nilai-nilai pendidikan. bulan ini juga memberikan kesempatan kepada orang beriman untuk mengedukasi dirinya sendiri dan lingkungannya agar memiliki kesalehan individu maupun kesalehan sosial. rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabat generasi awal, bahwa puasa sebagai salah satu ibadah pokok ramadan tidak hanya memiliki aspek lahiriah berupa tidak makan dan tidak minum serta hal-hal yang membatalkan puasa pada siang hari. namun ada aspek batiniyah yang turut menopang kesempurnaan ibadah puasa. inilah yang dijabarkan oleh imam al-ghazali dengan menahan diri dari menjaga lisan, pendengaran, penglihatan yang menyebabkan puasa tidak sempurna. baca juga:zuma, biawak sultan asal filipina hadiah dari panji petualang jadi primadona pengunjung karena fluktuatifnya iman setiap orang, al-ghazali membagi puasa itu dalam tiga bagian yang meliputi puasa umum, khusus, dan khususil khusus. semakin tinggi dan kuat iman orang yang berpuasa, akan semakin nyaman pula “rasa” puasa yang dijalankan. sebaliknya, lemahnya iman orang yang berpuasa akan menjadikan dirinya merasa berat dalam menjalani hari-harinya di bulan ramadan. dari sisi inilah aspek pendidikan itu menjadi penting karena ada korelasi antara ibadah puasa yang dilakukan dengan proses mendidik pribadi untuk menjadi lebih baik lagi. implikasinya, jika setiap pribadi orang beriman mampu dididik menjadi lebih baik, maka kehidupan keluarga dan masyarakat sekitar juga akan lebih baik. baca juga:bagikan ratusan takjil dan sembako keluarga akan lebih berperan untuk saling mengingatkan, lingkungan masyarakat juga akan lebih peduli dan menjadi control social dalam mencegah terjadinya tindak kriminal dan hal-hal yang tidak baik lainnya. fungsi kontrol selama ramadan yang dilakukan setiap individu yang beriman dengan kesadaran yang tinggi diharapkan mampu memberikan pengaruh positif dan mengedukasi lingkungan sekitar untuk lebih baik lagi pasca ramadan. sehingga nantinya akan muncul generasi rabbani yang melakukan kebaikan sepanjang waktu dan bukan generasi ramadhani yang hanya melakukan kebaikan ketika ramadan saja. ada beberapa aspek penting berkaitan dengan pendidikan dan pembinaan selama ramadan yang bisa dijadikan pelajaran berharga untuk memperbaiki kehidupan, di antaranya: baca juga:bupati imron tebar bantuan di momen ramadan 1445 h pendidikan batiniyiah manusia adalah makhluk allah yang memiliki unsur jasmani dan rohani. keduanya harus dikembangkan secara optimal dan seimbang. kebutuhan makanan tidak hanya jasmani semata, namun rohani juga perlu diberikan santapan. ramadan memberikan kesempatan bagi setiap orang beriman untuk melatih rohaninya agar tetap seimbang dan tangguh dalam menghadapi kehidupan. menahan diri dari makan dan minum, barangkali bisa ditahan oleh fisik manusia, namun menjaga lisan agar tidak bergunjing dan memfitnah adalah pekerjaan yang berat. harus ekstra kuat agar lisan tidak mengucapkan kata-kata kotor. baca juga:daihatsu xenia, mobil mpv yang setia temani keluarga indonesia selama 20 tahun setiap orang memerlukan kekuatan yang lebih agar mata tidak melihat hal-hal yang dilarang, serta telinga tidak mendengarkan gunjingan dan fitnahan. artinya, setiap aspek kehidupan manusia memiliki sisi-sisi rohaniah yang perlu dijaga dengan baik keseimbangannya. pendidikan akhlak banyak orang mengeluh tentang bobroknya akhlak generasi saat ini. tapi yakinlah, ramadan sesungguhnya membawa angin segar untuk sebuah perbaikan karakter, moralitas dan akhlak. baca juga:hasto kristiyanto miris, suara sejumlah caleg pdip hilang usai kritisi sikap penguasa jika para orang tua menginginkan sebuah perubahan, adanya generasi yang taat dan berbudi pekerti yang baik. maka inilah saat yang tepat untuk mendampingi mereka agar melaksanakan puasa ramadan dan berusaha menahan diri dari hal-hal yang membatalkan dengan pengawalan yang ketat. proses pembiasaan ini harus dimulai sejak dini seperti kata pribahasa, “ala bisa karena biasa”. anak yang terbiasa untuk melaksanakan puasa dan ibadah ramadan lainnya sejak dini, tidak akan kesulitan ketika melaksanakan puasa setelah dewasa nanti. baca juga:mantan hakim mk minta kejagung kejar pihak pt antam di korupsi 7 ton emas demikian pula hal-hal yang melingkupinya. semuanya sudah terkondisikan karena adanya proses latihan dan pembiasaan yang panjang dengan pengawasan ketat orang tua. orang tua juga bisa mengembangkan nilai-nilai istiqamah (konsisten), disiplin, sabar, jujur. anak dilatih sebulan penuh agar konsisten melaksanakan puasa di siang hari dan salat tarwih pada malam harinya. saat di sekolah, guru memberikan motivasi dan memperkuat nilai-nilai konsistensi yang dipraktikkan peserta didik. sementara masyarakat mengawasi prilaku anak di luar lingkungan rumah dan sekolah. demikian pula nilai-nilai religius lainnya. salat mendidik agar anak memiliki disiplin dan sabar dalam menjalankannya. harus mengikuti tata cara dan aturan yang sudah ditetapkan. baca juga:ini alasan mk hapus pasal pencemaran nama baik dan berita bohong perlahan namun pasti, pembiasaan-pembiasaan ini akan menjadi sebuah kebiasaan dan tatanan nilai dalam diri pribadi, dan akhirnya menjadi sebuah kesadaran akan pentingnya mempraktikkan nilai-nilai religius tadi dalam kehidupan. (*) penulis adalah pengurus pkk desa wanantara indramayu
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 25 Maret 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
13 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
14 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
14 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
14 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
14 jam
Berita Terpopuler
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
14 jam
Ingatkan Tak Ubah Subtansi Perda RTRW
Headline
16 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
14 jam
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
18 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
14 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan