Benarkah Tidurnya Orang Berpuasa Itu Ibadah?
Ilustrasi--
Dengan hadits ini bisa disalahpahami bahwa jika sedang berpuasa lebih baik memperbanyak istirahat, santai bahkan tiduran di rumah sebab hal itu adalah ibadah, sedangkan bekerja dan beraktivitas yang produktif hanya akan mengurangi nilai keutamaan puasa karena dengan beraktivitas dalam keadaan perut kosong seringkali menyebabkan orang akan mengeluh yang akhirnya puasanya menjadi tidak ikhlas.
BACA JUGA:Giliran Ojol Dapat Jaminan Sosial
Yang menjadi persoalan adalah bahwa secara penelitian Ilmu Hadits ditemukan sebuah fakta bahwa Hadits tentang tidurnya orang puasa adalah ibadah termasuk kategori hadits dho’if (lemah).
Imam Al- Baihaqi mengatakan bahwa Ma'ruf bin Hasan (salah seorang perawi hadits ini) lemah, dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i lebih lemah dari beliau.
Al-Iraqi berkomentar dalam Takhrij Ihya’ Ulumuddin, 1/310: Sulaiman An-Nakha’i adalah salah seorang pendusta. Dan Hadits ini dilemahkan juga Imam Al-Manawi di kitab Faidhul Qadir halaman 929.
Karenanya Imam Al-Albany mencantumkan Hadits ini dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, no. 4696, dia berkata: (Hadits ini) lemah.
BACA JUGA:Dinobatkan Sebagai Penggerak Sekolah Ramah Anak, 60 Persen Guru di SMPN 7 Usia Muda
Terlepas dari perspektif Ilmu Hadits, secara logika akal sehat kita juga menganalisa bahwa hadits tersebut jika terlalu diperturutkan bisa menimbulkan sikap pemalas.
Dengan kata lain kita hendaknya termotivasi untuk lebih giat lagi beramal di Bulan Ramadhan mengingat pahalanya berlipat-lipat, bukan malah sebaliknya bermalasan dan tidur selama puasa.
Anggapan bahwa tidurnya orang yang puasa adalah ibadah juga berimbas pada kebiasaan tidur setelah Shubuh.
Memang setelah semalaman kurang tidur karena harus bangun sahur, bahkan bagi ibu-ibu harus memasak makanan sahur, maka setelah Shubuh pun ngantuk berat.
BACA JUGA:Resmi Ditutup, Selama TMMD Kagiatan Fisik dan Non Fisik Rampung 100 Persen,
Pada kondisi seperti ini, yang paling enak adalah “menambah jam malam”. Padahal tahukah kita bahwa tidur setelah Shubuh adalah kebiasaan tidak baik.
Banyak ulama yang mengatakan bahwa tidur setelah Shubuh akan mewariskan kafakiran. Kebiasaan ini akan menjadi penyebab kemiskinan karena waktu setelah shubuh adalah waktu yang seharusnya diisi dengan hal-hal produktif, melakukan usaha mencari nafkah. Orang betawi bilang, “nanti rizki kita dipatok ayam”.
Bahkan secara medis, tidur diwaktu pagi setelah perut kita diisi penuh dengan makan sahur adalah berbahaya.