Puasa Membentuk Jiwa Penyabar

Ilustrasi--

Menghadapi hal itu, Nabi SAW memberikan solusi melalui sabdanya, “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor, dan jangan pula bertindak yang bodoh.

BACA JUGA:Dinobatkan Sebagai Penggerak Sekolah Ramah Anak, 60 Persen Guru di SMPN 7 Usia Muda

Jika ada orang yang mencela atau mengganggu, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bagi orang yang sabar akan mendapatkan banyak keutamaan, antara lain adalah, pertama, diberikan pahala yang berlipatganda. Allah SWT berfirman, “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 54).

Kedua, Allah akan selalu menyertainya. “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 153). Abu Ali ad-Daqqaq berkata, orang yang sabar beruntung dengan kemuliaan dunia dan akhirat karena mereka mendapatkan penyertaan Allah SWT. 

Ketiga, dikumpulkan tiga hal bagi orang yang bersabar, yaitu salawat Allah atasnya; rahmat-Nya; dan pentunjuk-Nya (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-157). 

BACA JUGA:Resmi Ditutup, Selama TMMD Kagiatan Fisik dan Non Fisik Rampung 100 Persen,

Keempat, Allah menjadikan sabar dan takwa sebagai benteng dari tipu daya dan makar dari setan. Allah SWT berfirman, “Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan bahaya bagi kalian.” (Q.S. Ali Imran [3]: 120).

Pribadi Takwa

Selain membentuk pribadi penyabar, puasa Ramadan melahirkan pribadi-pribadi yang bertakwa (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183). Pribadi yang bertakwa itu harus tahu diri, tahu batas, dan tahu yang pantas. 

Orang bertakwa itu tahu diri. Artinya, orang yang bertakwa itu harus bisa mengendalikan hawa nafsu. Ia akan terus berjuang dalam mengendalikan hawa nafsu, sehingga nafsu itu berada dalam kendalinya. Bukan dirinya yang berada dalam kendali nafsu.

Rasulullah SAW menyebutkan, indikator orang yang cerdas itu salah satunya adalah yang mampu mengendalikan hawa nafsu dirinya. Sabda Nabi SAW, “Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (H.R. Tirmidzi). 

BACA JUGA: Kecamatan Bantarujeg Jadi Sentra Jagung, Di Sini Kembangkan Varietas Hibrida

Orang bertakwa itu tahu batas. Artinya, orang yang bertakwa itu harus mengetahui akan perintah dan larangan Allah. Orang yang bertakwa akan menjadikan Alquran sebagai panduan dalam menjalani kehidupan.

Orang yang bertakwa mengetahui akan batasan-batasan dalam perjalanan kehidupan. Dengan memahami Alquran, orang bertakwa mengetahui perintah dan larangan-Nya, serta mengetahui batasan dalam hidup. Dan, orang bertakwa bias selamat sampai tujuan, yaitu masuk surga-Nya.

Tag
Share