Tanzilul Kariim Tebar Alquran di Bulan Ramadan

Yayasan Rumah Tahfidz Tanzilul Kariim (RTTK) memberikan wakaf Alquran kepada lembaga pembelajaran Alquran di Blok Abug RW 02, Lingkungan Linggawangi, Desa Waringin.-almuaras-radar majalengka

MAJALENGKA- Yayasan Rumah Tahfidz Tanzilul Kariim (RTTK) di Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, memberikan wakaf Alquran kepada lembaga pembelajaran Alquran di Blok Abug RW 02, Lingkungan Linggawangi, Desa Waringin, Kecamatan Palasah, Sabtu sore (16/3).

Penyerahan mushaf Alquran diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Tanzilul Kariim, H Abi Nurhanudin, bersama istri Hj Lilis Lina Naroalita SAg didampingi Ketua Pelaksana Tebar Wakaf Alquran, H Agus Nugraha.

Menurut Agus Nugraha, sesuai permintaan pengelola lembaga pembelajaran Alquran di Blok Abug Desa Waringin, pihaknya memberikan bantuan mushaf Alquran sebanyak 13 buah.

"Bila nanti masih dibutuhkan dan stok di yayasan masih ada, kami akan memberikannya," ujar Agus kepada Radar saat penyerahan mushaf Alquran.

Agus menjelaskan program tebar wakaf Alquran dilakukan sejak tahun 2021, ketika pada Februari 2021 terjadi banjir di Jatitujuh, Kertajati, dan sekitarnya, menyebabkan banyak masjid dan mushola kebanjiran yang mengakibatkan Alquran rusak.

BACA JUGA:Dialihkan, Jalan Majalengka-Kuningan Lonsor Lagi

Sebagai respons, pihaknya menggalang bantuan untuk memberikan bantuan, terutama Alquran.
"Kami telah membantu DKM dan lembaga pesantren di Majalengka, Cingambul, Cikijing, hingga Sumedang dan Purwakarta," ujar Agus.

Ia menjelaskan bahwa banyak keluarga santri RTTK yang mewakafkan Alquran, dan pengurus memberikannya kepada yang membutuhkan.

"Kami menerima wakaf Alquran dan siap untuk menyalurkannya kepada yang membutuhkan," ujarnya.

Pengasuh dan pengelola pembelajaran Alquran di Blok Abug Desa Waringin, Nenden Maman Herman, menyatakan terima kasih atas bantuan mushaf Alquran dari RTTK.

BACA JUGA:BEM Nusantara Bagikan Sembako

Dijelaskan oleh Nenden, lembaga pembelajaran Alquran yang dilakukan di rumahnya sudah berjalan lebih dari dua tahun, dan sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

Nenden mengakui bahwa awalnya anak-anak yang belajar mengaji mencapai 60 orang, namun kini hanya ada sekitar 15 anak yang rutin mengaji, diantar oleh orang tua mereka dari Blok Makam China dan Cibuni.

"Kami masih menggunakan metode iqra untuk mengajar ngaji kepada anak-anak usia dini," ujarnya. (ara)

Tag
Share