Menelaah Capaian PISA Indonessia: Tantangan dan Tanggung Jawab Bersama
Ilustrasi--
Secara peringkat memang posisi Indonesia naik, namun secara skor terjadi penurunan. Data PISA Empat tahun lalu 2018, Skor membaca Indonesia 371. Namun di 2022 terjadi penurunan skor sebanyak 12 poin dan terpaut 117 poin dari skor rata-rata global di angka 476. Dimana Skor kemampuan membaca Indonesia 2022 yaitu 359 point. Catatan positifnya adalah penurunan skor Literasi Indonesia masih diatas rata-rata penurunan skor global yaitu sebesar 18 point.
Tak jauh berbeda dengan skor PISA kemampuan Membaca, nilai PISA Indonesia untuk kemampuan Matematika pun mengalami penurunan. Skor rata-rata Indonesia turun 13 poin menjadi 366, dari skor di edisi sebelumnya yang sebesar 379.
BACA JUGA:Diawali Tarhib Ramadan, Agendakan Bukber
Angka ini pun terpaut 106 poin dari skor rata-rata global. Tapi secara peringkat mengalami kenaikan. Pada 2018 Skor PISA untuk kemampuan membaca berada pada posisi 73 dari 79 negara 2018. Dan pada 2022, peringkat PISA Indonesia untuk kemampuan matematika menduduki peringkat 70 dari 81 negara.
Penurunan skor rata-rata sebesar 13 poin juga dicatatkan pada subjek kemampuan sains. Pada PISA 2022, Indonesia memperoleh skor rata-rata 383 di subjek ini, terpaut 102 poin dari skor rata-rata global. Namun secara peringkat mengalami kenaikan 4 tingkat. Di 2018 untuk indikator sains, Indonesia berada posisi 71. Sedangkan pada 2022 Indonesia harus puas berada posisi 67 dari 81 partisipan.
REFLEKSI
Dari paparan di atas kita dapat melihat bahwa capaian Indonesia dalam PISA masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu penyebab utama capaian rendah Indonesia dalam PISA adalah ketimpangan dalam pendidikan.
Masih terdapat kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, serta antara daerah yang lebih makmur dan yang kurang berkembang. Hal ini menekankan pentingnya kebijakan pendidikan inklusif yang memperhatikan kebutuhan semua siswa.
BACA JUGA:INI dan IPPAT Kota Cirebon Gelar Baksos Ramadhan
Faktor lainnya adalah kurangnya sumber daya dan infrastruktur pendidikan yang memadai, seperti kurangnya guru yang berkualifikasi dan fasilitas belajar yang memadai. Investasi yang lebih besar dalam pendidikan, termasuk peningkatan aksesibilitas, pengembangan infrastruktur pendidikan, dan peningkatan kualitas pengajaran dan kurikulum. Namun demikian, ada juga upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan capaian PISA Indonesia.
Program-program reformasi pendidikan telah diimplementasikan, termasuk peningkatan pelatihan guru, revisi kurikulum, dan peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas. Selain itu, pemerintah juga telah meningkatkan investasi dalam pendidikan guna memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas pengajaran.
Meskipun masih terdapat tantangan besar yang harus diatasi, optimisme masih ada bahwa Indonesia dapat meningkatkan capaian dalam PISA di masa mendatang. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan dari berbagai pihak terkait, serta partisipasi aktif masyarakat dalam upaya perbaikan pendidikan, Indonesia dapat meraih kemajuan yang signifikan dalam capaian PISA dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Dan ketangguhan pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek diakui oleh Andrea Schleicher, Directorate for Education and Skill OECD. “Dalam tren yang turun, Indonesia berhasil mempertahakan kualiatas hasil pembelajaran dalam nilai PISA” pungkasnya dalam siaran pers Kemendukbudreistek (5 Desember 2023).
BACA JUGA:Sejarah Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon
Dan pada akhirnya, Ini bukan hanya sekedar meningkatkan skor atau menaikkan peringkat Indonesia dalam PISA. Lebih dari itu, ini adalah masalah peningkatan mutu pendidikan Indonesia itu sendiri. Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci. Melalui kolaborasi yang efektif, berbagai tantangan dalam sistem pendidikan dapat diatasi. Selamat hari matematika sedunia 14 Maret. (*)