Gebrakan Green Financing
Ilustrasi--
Oleh: Wariah
SAAT ini, perubahan iklim menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan di berbagai belahan dunia.
Hal ini dikarenakan perubahan iklim menyebabkan berbagai macam bencana alam, yang tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan namun juga menimbulkan kerugian yang besar pada perekonomian global.
Dampak dari efek rumah kaca semakin dirasakan oleh penduduk bumi, diperkirakan dalam beberapa dekade ke depan bumi menjadi semakin tidak seimbang. Hal ini bukan hanya akan menimbulkan bencana ekologi, tetapi juga bencana ekonomi.
Beberapa negara di dunia sudah menunjukkan keseriusannya dalam mengurangi emisi dan polusi, serta pengembangan Green Financing, misalnya Jerman yang bertekad menjadi negara pelopor yang akan menerapkan peraturan ketat dalam penggunaan kendaraan bermotor.
BACA JUGA:Ruhani Manusia dan Filsafat Puasa
Setidaknya pada 2030 mendatang, semua mobil yang dijual di Jerman harus bebas emisi. Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus mendorong terjadinya industrialisasi, penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan, dan pembalakan hutan secara massif.
Aktivitas ini menimbulkan residu berupa gas buang yang mengandung karbon monoksida yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global.
Demikian pula halnya dengan perubahan iklim saat ini sudah terasa dampaknya.
Hasil penelitian para ahli lingkungan menyebutkan bahwa 26 persen penyumbang pemanasan global berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga listrik, sarana transportasi, dan mesin-mesin industri.
BACA JUGA:Daihatsu Gran Max Jadi Solusi Sahabat Bisnis di GIICOMVEC 2024
Green Financing di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Istilah Green Financing sebenarnya mulai mengemuka dalam satu dekade terakhir seiring dengan munculnya gerakan untuk mengurangi emisi dan polusi guna mempercepat pemulihan kondisi lingkungan dan menggalakkan gaya hidup yang ramah lingkungan. Isu pembangunan berkelanjutan telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Nasional (RPN).
Di mana disebutkan bahwa salah satu arah pembangunan nasional adalah mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari diantaranya dengan mendayagunakan sumber daya alam yang terbarukan dan mengelola sumber daya alam yang tidak terbarukan.