Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Ruhani Manusia dan Filsafat Puasa
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Rabu , 13 Mar 2024 - 16:44
Ilustrasi--
ruhani manusia dan filsafat puasa oleh: h muhamad jaenudin sag mh pengembaraan ruh (baca: ruhani) manusia memang mengalami proses dan perjalanan panjang nan melelahkan. setiap ruh manusia pada awalnya adalah suci. ia merupakan pancaran dari dzat sang maha suci, robbul izzati. hal ini juga bisa disimpulkan dari proses dialogis ruh dengan sang kholik ketika sang janin pertama kali ditiupkan ruh kepadanya di alam rahim, lalu ditanya apakah allah tuhanmu? maka pada saat itu ruh pun bersaksi bahwa allah sebagai tuhannya (qs. al-a’rof: 172). semenjak ruh bersemayam dalam raga, maka babak baru kehidupan pun dimulai. ruh yang bersifat immateril itupun “dipaksa” untuk berhubungan dengan hal-hal duniawi yang penuh kepalsuan, kepura-puraan bahkan kekejaman. ruh kemudian kerapkali harus melakukan hal yang menciderai kodrat sucinya. nilai-nilai fitrah ruh akan ternodai setiap kali manusia melakukan dosa. sebuah teori yang dikemukakan oleh imam al-ghozali, bahwa dalam tiap diri dibekali hati nurani. baca juga:mmksi hadirkan masa depan kendaraan komersial di giicomvec 2024 sesuai dengan makna katanya, “hati nurani” berarti hati yang disinari (cahaya ilahi). hati nurani yang masih berfungsi dengan benar menurut ulama pengarang kitab ihyaa ulumuddiin ini, laksana sebuah cermin yang akan senantiasa memantulkan cahaya kebenaran yang datangnya dari tuhan. namun setiap kali manusia melakukan dosa maka akan terbentuk sebuah noda yang menutupi cermin. begitu seterusnya cermin itu penuh dengan noda karena terlalu banyaknya dosa yang dilakukan. pada kondisi ini, maka cermin sudah tidak lagi peka menangkap dan memantulkan cahaya ilahi. senada dengan teori cerminnya al-ghozali, sorang filosof islam, al-nazzam berpendapat bahwa ruh adalah jism dari jiwa. awalnya ia hidup dengan sendirinya. lalu ia masuk dan bercampur dengan badan sehingga persatuan tersebut menjadi bencana, mengekang dan mempersempit ruang lingkup sang ruh. keadaan ruh kerap kali merasa tersiksa terutama saat manusia melakukan kedurhakaan pada tuhan. baca juga:kompakdesi siap kolaborasi untuk membangun daerah maka tugas kita selama hidup adalah sebisa mungkin melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya agar ruh yang bersemayam dalam badan kita merasa tenang dan bahagia. namun sayang kebanyakan manusia memperturutkan hawa nafsunya. ia tergoda dengan manisnya dunia. begitu kesempatan hidup itu telah habis, dan kematian di depan mata ia akan menyesal. seorang filosof sekaligus ulama abad pertengahan, ibnu arobi saat menafsirkan ayat innaa lillaahi wa inna ilayhi raaji`uun, mengatakan bahwa saat lahir, ruh manusia berwujud sama. namun karena kedurhakaannya, maka saat kembali kepada-nya, wujud mereka berbeda-beda. ada yang berujud anjing, kera, babi, atau lebih buruk lagi. ada juga yang berujud sangat mulia, lebih baik dari wujudnya di dunia. walau hal ini tak terlihat oleh mata telanjang, karena masalah ruh bagian dari misteri ilahi. wujud ruh kita di dunia dibentuk oleh apa yang kita sembah, yang kita perjuangkan, yang kita kejar, dan yang menguasai ruh kita ini. jika yang menguasai ruh kita adalah nafsu hewani atau nafsu syaithani, maka seperti itu pulalah bentuk ruh kita. baca juga:ajak pengemudi angkutan umum tertib lalu lintas untuk itu agar manusia tidak terlena dan lupa diri hingga semuanya menjadi terlambat, allah swt senantiasa menyediakan moment untuk mengevaluasi diri. salah satu moment itu adalah ramadhan. di bulan ini sebagai saatnya berkontemplasi, merefleksi diri. dari dua belas bulan yang allah ciptakan, sebelas bulan untuk lincah dan aktif dalam urusan duniawi, ramadhan sengaja diberikan untuk diam. diam penuh kontemplasi agar secara khusus merenungkan perjalanan hidup selama ini. inilah setidaknya spirit yang bisa ditangkap dari ajaran i’tikaf yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan ramadhan. secara bahasa i’tikaf berasal dari kata ’akafa-ya’kufu-ukufan’’ yang berarti tetap pada sesuatu. para ulama mendefinisikan i’tikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan disertai niat. ini dilakukan agar bisa khusyu dan fokus beribadah tanpa terganggu oleh perkara-perkawa dunia. begitu sepesialnya ramadhan di mata kaum mukminin, bahkan ada sebagian masyarakat yang “beristirahat” satu bulan penuh dari aktivitas duniawi demi memfokuskan ibadah. baca juga:23 rakaat, kurang dari 10 menit mereka memberhentikan diri dari kegiatan berdagang dan mencari nafkah di bulan ramadhan, karena mereka sudah mempersiapkan bekal dan tabungan yang dipersiapkan selama sebelas bulan menjelang ramadhan. sehingga memasuki ramadhan mereka bisa khusyu beribadah karena merasa sudah cukup mempunyai bekal untuk mengarungi ramadhan. bahkan sebagian yang lain ingin lebih intensif lagi. mereka memilih melakukan i’tikaf di bulan ramadhan sambil beribadah umrah di masjid al-haram. i’tikaf dilakukan di hadapan ka’bah yang menjadi kiblat semua orang islam. ini dilakukan agar ramadhan bulan mustajab dipadu dengan tempat mustajab pula, di baitullah. diharapkan dengan cara ini doa-doa dan harapan akan lebih cepat terkabulkan. baca juga:patroli sahur, polisi bangunan warga agar sahur atau setidaknya spirit inilah yang diusung oleh pemerintah dan perusahaan yang mencoba mengurangi bobot jam kerja bagi karyawannya. jika di luar ramadhan jam kerja berdurasi dari jam 07.30 s.d 16.00 maka jam kerja ramadhan dikurangi menjadi 08.00 s.d 15.00. hal ini tidak lain agar para karyawannya bisa berpuasa dengan maksimal dan pada malam harinya bisa menghidupkan malam-malam ramadhan dengan penuh kekhusyu’an. uapaya-upaya di atas sejatinya adalah demi menggapai keagungan ramadhan. di puncak kemenangan ramadhan itu kita sering merayakannya dalam ied al-fitri. baca juga:pemkot cirebon gelar tarhim ramadan 1445 hijriah secara bahasa ied al-fitri berarti kembali kepada kesucian. sesuatu yang kembali, artinya bahwa kita pernah mencapai kesucian, yang tidak lain adalah dulu saat ruh kita ditiupkan pertama kali saat kita masih di alam rahim. dan inilah jati diri dari setiap insan. kesucian inilah yang harus senantiasa dijaga. walaupun memang mustahil manusia bisa terus suci dari dosa-dosa dan kesalahan hidup. sebab sesuai dengan kata dasarnya, manusia disebut dalam bahasa arab al-insan yang terambil dari kata “nisyan” yang berati lupa. hal ini meniscayakan manusia tempatnya salah dan lupa. namun sesungguhnya justru di situlah adanya urgensi pahala dan siksa, adanya surga dan neraka. adanya hawa nafsu dalam potensi manusia, selain sebagai motivasi manusia untuk maju, juga hawa nafsu sebagai ujian bagi manusia. siapa yang bisa menundukkan dan mengendalikan hawa nafsunya maka ia akan lebih mudah menggapai kepada fitrah kemanusiaan dan ia akan kembali menemukan jati dirinya sebagai mana dulu pertama ia dilahirkan. baca juga:hotel dan kafe bisa dibangun di kawasan bima dan puasa adalah dalam rangka meningkatkan keterampilan dalam mengendalikan hawa nafsu. ini berarti lewat puasa, kita bisa kembali menemukan jati diri kita yang fitrah itu, yang seiring berjalan waktu telah terkotori oleh ambisi diniawi. sebaliknya, bagi manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, bahkan ia sendiri yang dikendalikan hawa nafsunya maka ia akan semakin jauh tersesat dari kefitrahannya. laksana sebuah cermin yang tertutupi noda secara paten, ia tidak akan bisa menerima lagi pantulan cahaya. wujudnya saja sebagai cermin, padahal ia tak ubahnya seperti tembok yang keras dan sulit ditembus dengan nasihat kebenaran. semoga kita lulus melewati gemblengan ramadhan. aamiin. (*) penulis adalah kepala kua kecamatan luragung
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 14 Maret 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
7 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
8 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
8 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
8 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
8 jam
Berita Terpopuler
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
12 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
8 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
8 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
12 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
8 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan