Peringatan Dini Deteksi Banjir Untuk Siapa?
Ilustrasi--
Oleh: Norma Andina Gumanti*
BEBERAPA hari yang lalu, di tanggal 2 Maret 2024, akun instagram @radarcirebon mengunggah sebuah konten dengan headline “BPBD Cirebon Pasang Alat Peringatan Dini untuk Deteksi Banjir”.
Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut disukai oleh kurang lebih 700 orang dan dikomentari oleh 21 orang.
Isi dari komentar tersebut adalah kritik dan juga saran terkait keadaan dan penanggulangan banjir di Kota Cirebon, juga disisipi satu komentar iklan yang tidak ada kaitannya dengan unggahan yang dimuat.
Tetapi ada satu komentar paling singkat yang diberikan oleh salah satu pengguna, yakni “bli waras”.
BACA JUGA:Tingkatkan Kamtibmas dengan Patroli Malam
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan behind the story dari inisiasi pemasangan alat peringatan dini banjir atau dikenal dengan Flood Early Warning System (FEWS).
Sampai saat ini alat tersebut belum dipasang, karena ada beberapa proses yang harus ditempuh dan juga dipertimbangkan, salah satunya adalah keamanan.
Seperti dalam komentar dalam unggahan tersebut “belum tau aja…2 hari langsung hilang”. Semoga kekhawatiran ini tidak terjadi.
FEWS adalah sistem yang terdiri dari beberapa alat, di antaranya alat untuk mendeteksi kenaikan muka air sungai (Automatic Water Level Recorder-AWLR), alat untuk mengukur curah hujan (Automatic Rain Gauge-ARG), CCTV, dan perangkat monitoring secara langsung melalui sebuah media center.
BACA JUGA:Pemkab Tangerang Minati Beras Indramayu
FEWS akan terintegrasi dengan website dan sms blast atau aplikasi yang langsung diterima oleh warga di sekitar kawasan rawan banjir apabila intensitas hujan tinggi dan muka air sungai meningkat.
Pengadaaan alat FEWS sebagai upaya penanganan banjir bukan utopis. Salah satu daerah yang telah menerapkan ini adalah DKI Jakarta yang juga merupakan wilayah perkotaan.
Informasi ini penulis dapatkan dari acara CRIC Panel of Experts & Training Makassar yang disampaikan oleh Mohamad Fadli, seorang ahli pengurangan risiko bencana yang memiliki pengalaman selama 14 tahun dan kini menjadi bagian dari Pasific Disaster Center (Pusat Bencana Pasifik).