Banjir Parah di Cirebon Timur: Kejadian 2018 Terulang Lagi
Rumah warga terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cisanggarung dan Ciberes.-deny hamdani-radar cirebon
CIREBON- Banjir parah melanda wilayah timur Kabupaten Cirebon setelah terjadi luapan Sungai Cisanggarung dan Sungai Ciberes sejak Selasa malam (5/3/2024) hingga Rabu (6/3/2024). Puluhan ribu rumah dan warga terdampak. Ada dua korban meninggal dunia karena terpeleset dan tersengat listrik.
Banjir menerjang 9 kecamatan. Sekitar 20 ribu rumah dari 36 desa ikut terendam. Ada 83 ribu jiwa terdampak. "Sudah terdata, semua ada 36 desa di 9 kecamatan yang terendam banjir," ujar Bupati Cirebon Drs H Imron MAg saat turun ke lokasi, Rabu 6 Maret 2024.
Imron mengatakan ada 83 ribu jiwa yang ikut terdampak pada banjir tahun ini. Penyebab banjir, kata Imron, akibat luapan air Sungai Cisanggarung dan Ciberes setelah terjadi hujan lebat di Kuningan. “Senderan Cisanggarung rendah sehingga limpasan air mengenai pemukiman warga. Ada 83 ribu jiwa dan 20 ribu rumah yang terdampak," tuturnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Dr Deni Nurcahya mengatakan banjir terjadi karena luapan Sungai Cisanggarung dan Ciberes. "Banjir mulai masuk pemukiman itu pada jam 7 malam (Selasa malam, red) setelah terjadi luapan Sungai Ciberes. Pertama Desa Ciuyah, lalu Ambit," kata Deni Nurcahya.
BACA JUGA:Pascasarjana Unma Gagas Komunikasi Global Antar Negara
Kemudian menjelang Rabu dini hari 6 Maret 2024 pukul 00.00, air mulai menggenangi rumah warga. "Jam 12 malam itu mulai kena Ciledug, Cilengkrang, kemudian ke Pabedilan," ujarnya.
Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20 cm hingga 2 meter. Deni membenarkan ada dua orang meninggal saat terjadi banjir. "Satu orang dari Desa Ambit. Saat lagi evakuasi di Desa Ciuyah, korban terpeleset lalu terjatuh. Kemudian ada yang meninggal di Desa Karangsari karena tersetrum," terang Deni.
Sekretaris Desa (Sekdes) Ciuyah, Sutara, mengatakan korban meninggal bernama Nana Kustiana (28) warga Dusun Manis, Desa Ambit, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon. “Jadi yang bersangkutan itu warga Desa Ambit yang lagi nolongin keluarganya di Ciuyah. Informasinya dia ini terpeleset," ujarnya.
Banjir tak hanya merendam pemukiman, tapi juga jalur pantura di Kecamatan Pangenan. Jalan nasional itu terdampak banjir sejak Rabu dini hari pukul 02.00 WIB hingga Rabu siang kemarin. Imbasnya, terjadi antrean kendaraan di jalur pantura Pangenan.
BACA JUGA:Reklamasi Sampah di Pesisir, Wahana Lingkungan Hidup: Sungguh Mengerikan
SEPERTI KEJADIAN 2018
Terpisah, Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda, mengatakan 9 kecamatan yang terdampak banjir adalah Waled, Karangwareng, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, Pangenan, Babakan, Losari, dan Gebang.
Menurutnya, banjir yang melanda wilayah Kabupaten Cirebon Timur disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kuningan. Sehingga air hujan dari wilayah hulu tersebut merendam Cirebon timur. “Kiriman air dari Kuningan biasanya di Kecamatan Waled saja yang banjir. Tetapi sekarang merembet ke kecamatan lainnya. Paling parah satu meter lebih," terangnya.
Menurut Juwanda, meski yang terdampak mencapai sembilan kecamatan, tapi bencana banjir ini bukan yang terparah sepanjang bencana melanda wilayah timur Cirebon. Katanya, paling parah terjadi pada tahun 2018 silam. “Banjir sama kaya di tahun 2018 lalu, namun masih kategori belum parah. Karena yang dulu di Kecamatan Ciledug banjir sampai seminggu hingga 10 hari. Kalau sekarang mudah-mudahan sore atau besok (hari ini) surut," tuturnya.
BPBD Kabupaten Cirebon sendiri mendirikan dapur umum untuk membantu korban banjir. Dapur umum nanti ditempatkan setelah pihaknya mendapatkan data rinci di lapangan. "Bukan hanya BPBD, tapi ada instansi lainnya juga terlibat," katanya.