Kamis, 07 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Kemiskinan dan Sosiologi Agama
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Selasa , 20 Feb 2024 - 18:38
Ilustrasi--NUO
kemiskinan dan sosiologi agama oleh: endang kurnia tak ada manusia yang bercita-cita hidup dalam keadaan miskin dan tidak ada manusia bisa memilih kepada siapa ia dilahirkan. jika kita diberikan hak untuk memilih, maka hampir seluruh manusia memilih untuk tidak lahir dalam keadaan miskin. kemiskinan merupakan suatu kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki sumber daya yang cukup, seperti uang atau aset, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, baik dari segi makanan, pendidikan dan sebagainya. fenomena kemiskinan baca juga:stok gabah langka, harga beras meroket masalah kemiskinan telah ada sepanjang sejarah manusia. itu sebab, kemiskinan tersebut akan senantiasa hadir di permukaan bumi. maka dari itu, fenomena tersebut tentu saja tidak bisa dielakkan oleh siapapun. berdasarkan data statistik penduduk miskin di indonesia pada bulan september, 2016 mencapai 10,70 persen. selanjutnya data statistik kemiskinan di bulan maret, 2018 menunjukkan angka 8,69 persen, dan pada bulan maret, 2020 mencapai sekitar 9,78 persen (yusriadi dalam nurul aeni, 2021). kemiskinan yang terjadi di masyarakat bukanlah hal yang tidak bisa diatasi. baca juga:bupati nina dorong perempuan mandiri akan tetapi, hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi jumlah penduduk miskin seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah, misalnya; bpjs kesehatan bagi orang yang miskin, bantuan langsung tunai (blt) bagi orang yang tidak mampu, dan kartu indonesia pintar (kip) beasiswa pendidikan bagi orang yang miskin. namun, hal tersebut belum mampu mengatasi kemiskinan secara signifikan, apalagi bantuan tersebut tidak sampai kepada orang yang berhak menerima bantuan. kemiskinan dalam konteks agama islam semua agama mengajarkan tentang kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama, namun mengapa fenomena kemiskinan masih bertebaran di muka bumi ini? baca juga:hari ini, psu di tiga tps agama dihadirkan sebagai kritik sosial merupakan salah satu misi keagamaan yang diharapkan mampu mengurangi beban sosial kemiskinan yang terjadi. jika agama dialamatkan untuk menyelesaikan problem sosial maka tentu saja agama dapat menjalankan misinya yaitu menyapa kaum miskin yang akan selalu hadir ditengah masyarakat. namun, jika agama tidak dihadirkan sebagai pemberantas problem sosial maka agama itu muncul sebagai candu karena umat beragama tidak memahami dengan baik pesan profetik agama-agama kecuali pesan formalistiknya. secara teologis, agama islam merupakan seperangkat ajaran yang mengatur tentang hablum minallah, hablum minannas dan hubungan manusia dengan lingkungan. baca juga:prediksi napoli vs barcelona maka dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana agama berperan sebagai pengatur kehidupan manusia menuju kesejahteraan bukan pada ketertindasan, penderitaan dan kemiskinan. yang mesti dilakukan adalah berusaha, berdoa dan tawakal bukan meratapi nasib seolah-olah kemiskinan adalah sesuatu hal yang tidak bisa diubah (takdir). dalam ajaran islam, menurut ustadz adi hidayat allah swt tidak pernah menjadikan hambanya miskin melainkan cukup. sebagaimana dengan firman-nya; “dan sesungguhnya dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan” (qs. an-najm: 48). selain itu, dalam alquran juga terdapat anjuran sebagai etos kerja yang dimana tuhan menciptakan langit dan bumi dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk dikelolah dengan baik oleh manusia agar supaya manusia tidak hidup dalam kesengsaraan. baca juga:cara kabupaten kuningan lawan penyakit kusta dengan program desaku sebagaimana firman-nya “dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin allah rezkinya. dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. semua (tertulis) dalam kitab yang nyata” (qs. hud: 6). agama membenci kemiskinan, itu sebab dalam pandangan agama islam memberikan solusi bagi orang yang cukup atau seringkali disebut sebagai orang miskin dengan cara zakat, infak, dan sedekah. hal tersebut digunakan sebagai upaya yang diajarkan dalam islam agar dapat mengurangi angka kemiskinan meskipun sampai hari ini masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. baca juga:takut tumbang, pohon di kawasan bima dilakukan pemangkasan kemiskinan dalam perspektif sosiologi agama sosiologi agama merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fenomena sosial keagamaan masyarakat. ada adagium yang telah mengakar kuat di masyarakat yaitu “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” kemiskinan yang terjadi di masyarakat bukan karena struktur politik kekuasaan dalam pembuatan kebijakan yang timpang. namun, warisan dari bapak-nenek moyang mereka, jika seseorang lahir dari keluarga yang miskin maka kemungkinan besar menjadi keluarga yang miskin. selain itu, tradisi kemiskinan yang diwariskan oleh keluarga maupun lingkungan sekitar dianggap tidak memiliki tradisi menjadi orang kaya atau menjadi orang yang berbeda dengan masyarakat lainnya, bukan karena faktor kekuasaan politik. baca juga:bulog siapkan stok beras lebih banyak untuk menstabilkan harga akan tetapi, faktor internal yang sedari awal memiliki tradisi miskin. dalam masyarakat beragama khususnya masyarakat muslim berbagai respon yang seringkali dilontarkan seperti; menerima keadaan bahwa tuhan tidak pernah salah atau memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. tuhan telah memilihnya sebagai orang yang hidup miskin dan itu sebagai takdir dan tidak perlu disesali yang perlu dilakukan adalah mensyukuri nikmat yang tuhan berikan bukan malah mengingkarinya. inilah fakta yang terjadi di masyarakat. baginya kemiskinan adalah takdir tuhan yang harus dinikmati. padahal, jika kemiskinan merupakan takdir tuhan, maka takdir tersebut bisa diubah tergantung individu atau kelompok masyarakat. baca juga:aktifitas warga terganggu, ruas jalan sindanglaut - pabuaran rusak parah agama mengajarkan kepada umatnya agar tidak berdiam diri dan menerima takdir hidup dalam kemiskinan. akan tetapi agama mengajarkan untuk membangun etos kerja yang tinggi dalam dirinya untuk menuju kesejahteraan agar jauh dari kehidupan kemiskinan dan tetap berpegang teguh pada ajaran agama. (*) penulis adalah ketua madani private learning
1
2
3
»
Tag
# sosiologi agama
# wacana
# opini
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 21 Februari 2024
Berita Terkini
Bappelitbangda Segara Berganti Nama Baperida
Aneka Berita
7 menit
Akselerasi Program 100 Hari
Aneka Berita
8 menit
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 5.000 Meter
Berita Utama
8 menit
Kunjungan Kerja Perdana, Danrem 063/SGJ Kunjungan ke Purwakarta dan Subang
Berita Utama
11 menit
BMKG: Sepekan ke Depan Terjadi Cuaca Ekstrem, Bersiap dari Sekarang!
Berita Utama
13 menit
Berita Terpopuler
Imbas Proyek Pokir, Dewan Ancam Hentikan Pembahasan RAPBD 2025
Metropolis
23 jam
Simak, Ini Kata Mantan Kadis PU Kota Cirebon soal Gedung Setda yang Kini Ditangani Jaksa
Headline
23 jam
Pendalaman, Jaksa dan Tim Ahli Konstruksi Bor Lantai Dasar Gedung Setda Kota Cirebon
Headline
23 jam
Sudah Empat SKPD Siap Lelang Dini
Kabupaten Cirebon
23 jam
Menang, Trump: Amerika Sehat Lagi!
Headline
23 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan