Krisis Identitas
Ilustrasi--pixabay
Oleh: Achmad Salim
KONDISI moral, mental dan lifestlye generasi hari ini berada dalam titik nadir. Kita dapat menyaksikan bagaimana moral dan akhlak generasi yang rusak. Hal ini tercermin dari hilangnya adab, baik itu seorang siswa kepada guru atau anak ke orang tua.
Perundungan terjadi dimana-mana, mulai dari jenjang pendidikan paling rendah sampai jenjang pendidikan tertinggi dampaknya sampai berujung kematian.
Seorang mahasiswa PTN membunuh juniornya lantaran terjerat pinjol. Pergaulan bebas menjadi hal biasa, hamil di luar nikah berujung aborsi bahkan pembunuhan, narkoba, dan tawuran.
Begitu pula dengan mental generasi yang rapuh dan lemah, tertimpa masalah solusinya mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
BACA JUGA:Sinergitas Atasi Stunting
Landasan kebahagiaan distandarkan pada materi, tujuan hidup mencari kesenangan, aktivitas keseharian disibukkan dengan mencari rupiah.
Gaya hidup hedon, pamer kekayaan terjadi di sekitar kita. Tidak sedikit yang sampai melakukan segala cara agar mampu memenuhi gaya hidup. Tidak peduli halal haram, yang pasti kemauan dan hawa nafsu terpenuhi.
Menghabiskan waktu untuk hal-hal yang hanya membawa kesenangan, padahal krisis identitas. Lantas siapakah yang akan melanjutkan peradaban saat ini?
Mari kita uraikan, kemerosotan mental, moral dan gaya hidup pemuda saat ini dikarenakan sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme dengan akidah sekularisme-liberalisme, memisahkan agama dalam kehidupan dan menganut konsep kebebasan.
BACA JUGA:PDIP Teratas, Ganjar-Mahfud Justru Terendah
Namun, sedikit yang menyadari dirinya telah menelan racun kapitalisme. Menjalani hidup sekadar ikut arus dan jauh dari identitas sebenarnya sebagai seorang muslim.
Akidah yang dianut kapitalisme sejatinya telah menghancurkan kehidupan seorang muslim sebab memisahkan agama dari kehidupan. Kehidupan sehari-hari menggunakan aturan buatan manusia, padahal akal manusia terbatas dan tidak bisa dijadikan standar dalam berbuat.
Kapitalisme tidak akan membawa ketenangan sebab manfaatlah yang dijadikan standar kebahagiaan. Life Style seorang muslim Menjadi muslim adalah pilihan, konsekuensinya adalah terikat dengan aturan Islam.