MIB Farm Cikampek Solusi untuk Pertanian tanpa Pupuk Kima

MIB Farm yang mengembangkan pertanian organik.-Radar Cirebon-Radar Cirebon

Catatan Yanto S Utomo, CEO Radar Cirebon Group

RADAR CIREBON - Ada pertanyaan, bagaimana caranya agar para petani tidak perlu bergantung lagi kepada pupuk kimia dari buatan pabrikan? 

Ternyata jawabnya tidak terlalu sulit. Setidaknya menurut Founder dan Owner Mas Ihsan Bersaudara (MIB) Farm, Sri Darmono Susilo. 

Menurut pakar Biosains Peternakan ini, syaratnya petani cukup memiliki 2 ekor sapi saja. Dengan 2 ekor sapi ini, bisa memenuhi pupuk sendiri untuk 1 hektare lahan.

“Dengan cara ini, petani bisa mandiri pupuk dan mandiri pangan. Tidak perlu tergantung kepada pupuk kimia,” ungkap Sri Darmono Susilo di MIB Farm, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (16/11).

BACA JUGA:Maju Mundur DOB Cirebon Timur, Terhalang Syarat Luas Wilayah

Apa yang disampaikan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, merupakan terobosan yang menarik untuk dunia pertanian dan peternakan kita. Mantan petinggi Pupuk Kujang ini juga mengungkapkan, dengan pupuk sendiri ternyata bisa menaikkan hasil panen berkali lipat. 

“Misalnya di tanaman padi. Dalam 1 hektare lahan, jika mengunakan pupuk kimia hanya menghasilkan 5 ton gabah. Tapi dengan pupuk sendiri bisa 3 kali lipat,” ungkapnya.

Jika petani sudah menerapkan hal tersebut, menurutnya, pemenuhan pangan nasional dapat tetap terjaga. Tentu untuk mendapatkan hasil yang sebesar itu, harus menggunakan model yang deterapkan Sri Darmono Susilo. Namanya model “Integrated Farm Closed Loop System”. 

Dia menceritakan, usaha yang dimilikinya berdiri sejak 1993. Saat ini hasil pertanian dan peternakan yang menerapkan model tersebut mampu menghasilkan omzet miliaran rupiah setiap bulannya. Darmono mengelola total lahan berukuran 20 hektare yang menghasilkan aneka produk. Mulai dari pangan, pakan ternak, hingga pupuk organik (asam humat).

BACA JUGA:Maju Mundur DOB Cirebon Timur, Terhalang Syarat Luas Wilayah

“Kalau cuma dari seekor sapi atau domba, hanya menghasilkan pendapatan tak lebih dari 30 persen saja. Tapi, jika dengan peternakan terintegrasi dengan sistem Closed-Loop akan menghasilkan banyak produk yang memiliki nilai ekonomi jauh lebih tinggi,” jelas alumnus Teknik Industri ini.

Dia menjelaskan, dari seekor sapi, 30 persen hanya menghasilkan energi dan daging. Sedangkan 70 persen lainnya menghasilkan biogas, pangan, pakan ternak dan pupuk kompos. Tentu yang paling mahal adalah menghasilkan bibit atau sel sapi (sperma dan sel telur). “Namun yang terpenting dalam pengelolaan model pertanian integrated farm ini letaknya pada kemampuan dari SDM menghubungkan antar-elemen yang ada. Sehingga diharapkan memang benar-benar dipelajari secara menyeluruh dan mendalam,” imbaunya.

Di MIB Farm Cikampek ini, merupakan implementasi sistem tersebut. Selain ada sapi dan domba, juga ada kolam ikan dan tanaman rumput Taiwan. Selain itu juga ada rumah makan, pabrik tahu, dan tempat pengolahan hasil integrasi farm tersebut. Baik yang digunakan di farm itu sendiri, juga yang dijual ke jaringan usahanya.

Tag
Share