“Luru Gosong” ala Kadal: Bersepeda 325 Km Cirebon-Jogja

Reporter: Amirul I |

Editor: Amirul I |

Senin , 27 Nov 2023 - 21:34

Kadal Cycling Club (KCC) gowes jarak jauh Cirebon-Jogjakarta. Start di Jalan Kali Baru Cirebon dan finish di Tugu Jogjakarta.-yogi irfandi-radar cirebon

“luru gosong” ala kadal: bersepeda 325 km cirebon-jogja                            catatan yanto s utomo, ceo radar cirebon groupbersepeda 325 km cirebon-jogkarta dalam 1 hari, bagi goweser profesional mungkin tidak terlalu istimewa. tentu tidak bagi penghobi, seperti saya. gowes jarak jauh seperti ini memang pengalaman yang luar biasa!
sabtu, 25 november 2023, saya dan rekan-rekan yang tergabung dalam kadal cycling club (kcc) uji nyali gowes jarak jauh cirebon-jogjakarta. start di jalan kali baru cirebon dan finish di tugu jogjakarta.
kami, sebanyak 12 goweser kcc, sukses sampai di finish tanpa insiden yang berati. hanya sekali saja ada insiden di sekitar linggapura, sebelum bumiayu, brebes.
baca juga:saksi sebut pelaku pembunuhan di dukupuntang mantan suami siri korban
sepeda yang saya tumpangi, menabrak ban belakang yang ada di depannya. saya pun terjatuh. sedikit ada lecet di siku. namun, tak ada masalah yang berarti. saya masih bisa melanjutkan hingga finish di jogja.
gowes cirebon-jogja kali ini, bagi saya, sudah yang ke-4 kalinya. dengan komunitas yang berebeda-beda.dulu sekali, kali pertama saya bersepeda cirebon-jogja dengan komunitas icikiwis. nekat sekali waktu itu. waktu itu menggunakan sepeda gunung. hanya berbekal semangat, kami pun, ketika bisa finish di tugu tapal batas jateng -jogja. atau perbatasan purworejo - kulonprogo. walaupun masih harus beristirahat satu malam di sumpiuh, banyumas.
gowes kedua dan ketiga arah jogja bersama komunitas cirebon cycling club (ccc). kedua gowes tersebut, ketika dunia sedang dilanda pandemi covid 19. gowes ke-2 dari kantor radar cirebon dan finish di yogya international airport (yai) kulonprogo. hanya waktu itu dari kebumen menempuh rute jalan daendels di sisi pantai selatan. pukul 18.00 tepat sudah sampai finish.
gowes yang ke-3, dengan start yang sama di graha pena radar cirebon dengan finish di candi borobudur, kabupaten magelang. dari cirebon melalui rute lama menuju jogja. sampai di pusat kota purworejo, mengambil rute ke kiri menuju jalan ke arah kabupaten magelang, dengan tujuan candi borobudur. pada pukul 20.00 wib sampai di plataran candi tersebut.
baca juga: dprd bahas amj bupati cirebon, sekda hilmy masih kuat
yang ke-4, minggu kemarin. dengan komunitas kcc. gowes kali ini lebih jauh. karena finish di tengah kota jogja. tepatnya di kawasan tugu yang sangat terkenal itu. start pukul 05.00 pagi. dan finish pada pukul 19.00.ada 7 kali pemberhentian. yang pertama di songgom, brebes. ke-2 di kalisalak bumiayu dan pemberhentian ke-3 di jatilawang, banyumas.
pemberhentian ke-4 di kemranjen banyumas, yang ke-5 di kebumen, dan ke-6 di prembun. sementara ke-7 di wates kulon proggo jogjakarta, sekitar 30 km sebelum finish.
di jalur ini memang banyak datar. terutama dari cirebon hingga prupuk tegal. setelah itu baru ada tanjakan dengan ketinggian hingga 1.300 meter. terutama di bumiayu dan paguyangan brebes.
setelah sampai perbatasan brebes-banyumas hingga ke ajibarang ada turunan yang begitu panjang. kemudian ada tanjakan lagi di sekitar wangon banyumas.
baca juga:panji gumilang ajukan permohonan berobat
dari wangon banyumas hingga purworejo kota, sebagian besar jalan datar. nyaris tidak ada turunan dan tanjakan yang ekstrim. baru dari purworejo hingga masuk kota jogja, ada turunan yang cukup panjang. kondisi jalan yang dilalui, sebagian besar lumayan mulus. ada sebagian kecil ada yang keriting. hanya di beberapa tempat di jawa tengah, beberapa tempat ada perbaikan jalan.
begitu pula cuaca sangat mendukung. dari pagi hingga pukul 11.00 tampak mendung. namun tidak turun hujan. ketika pukul 11.00 siang memang sangat terik. tapi setelah istirahat makan siang, kembali mendung lagi hingga sore.
sebenarnya untuk apa gowes seharian dari gelap hingga gelap lagi dengan jarak yang lumayan jauh? jika dipikir-pikir, pertanyaan itu ada benarnya. bahkan ada guyonan yang sering dilontarkan oleh kawan-kawan kcc. “pingin luru apa ira, luru gosong? jika diartikan “ingin cari apa kamu, cari badan gosong?
mau prestasi? tak mungkin. mau jadi atlit? sudah telat. mau cari sehat? tak perlu jauh-jauh juga bisa sehat. ingin lihat pemandangan? juga tidak mungkin, karena sepanjang jalan hanya melihat jalan dan spedo meter. intinya memang tidak masuk akal jauh seharian. memang, saya sepakat, penghobi sepeda itu banyak yang irasional.
baca juga:kampanye serentak dimulai, berlangsung 75 hari
hobinya tak bisa dijelaskan dengan akal sehat. gowes jauh tujuannya mencari sehat, tapi badan malah remuk redam. beli sepeda yang relatif yang tidak murah, justru hanya untuk “menyiksa” diri sendiri. bukan dibayar, tetapi justru mengeluarkan uang.
walaupun irasional, tapi banyak yang fanatik dengan olahraga ini. termasuk saya. harus pagi-pagi gowes, ketika matahari belum terbit. sering hampir saban hari. rela menempuh berpuluh hingga ratusan km demi olahraga ini.
apalagi bagi saya, lebih tidak masuk akal lagi. usia yang sudah kepala 5, harus bergabung dengan anak-anak muda kcc. yang sebagai besar usianya di bawah 40 tahun. bahkan di antaranya berusia kurang dari 30 tahun.
tapi, saya mengikuti prinsip “pembelaan” dari generasi tua. muda itu bukan persoalan angka usia. muda itu masalah visi dan semangat. usia boleh tua, tapi semangat bisa “menipu” umur.
baca juga:kota cirebon disawer bansos, rp1,2 triliun bantuan sosial untuk tiga daerah
itulah mencintai hobi. walaupun tak masuk akal dan “menyiksa” badan, tetapi tetap saja dijalani dengan sejuta “pembenaran”. termasuk bersepeda 325 km “luru gosong” ala kcc. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 28 November 2023

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan