Produksi Gabah Kering Giling Menurun
Produksi Gabah Kering Giling Kabupaten Cirebon terus mengalamai penurunan. Tampak petani tengah menjemur gabah, kemarin.-cecep nacepi-radar cirebon
CIREBON - Kemarau panjang di Kabupaten Cirebon berdampak pada produksi gabah kering giling (GKG). Dampak dari fenomena El Nino itu, membuat produksi GKG di tahun 2023, mengalami penurunan.
Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi GKG Kabupaten Cirebon di tahun 2023, ada sebanyak 448.476 ton. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan tahun 2022, yang mencapai 494.699,98 ton produksi GKG.
Wajar saja, karena selain dampak El Nino. Juga karena luas panen padi di Kabupaten Cirebon pun menurun. Tahun 2022 lalu, ada sekitar 84.892 hektare sawah yang panen. Sementara pada tahun 2023 ini, hanya seluas 82.889,90 hektare sawah panen. Sisanya, tidak panen karena hama tikus, rusak kekeringan, dan lainnya.
“Kemarau panjang yang terjadi sepanjang 2023 ini menyebabkan produktivitas pertanian padi menurun,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Samsina.
BACA JUGA:Pembunuhan di Cirebon, Polisi Kejar Suami Korban
Menurutnya, akibat kemarau panjang, masa tanam padi di Kabupaten Cirebon hanya bisa dilakukan dua kali. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa daerah yang bisa melakukan tiga kali musim tanam.
“Kalau normal itu, di beberapa titik ada yang masa tanam padi tiga kali. Tetapi, melihat kondisi kekeringan seperti ini dua kali saja sudah cukup,” kata Samsina.
Lebih lanjut, dikatakannya, lahan pertanian padi yang hanya mampu melakukan dua kali masa tanam, sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur. Diantaranya di wilayah Kecamatan Greged, Babakan, Mundu, Pangenan, Pabedilan, Gebang, Karangsembung, Pabedilan, Losari, Susukan Lebak, dan Sedong.
BACA JUGA:Sudah Tidak Layak Pakai, BKAD Kabupaten Cirebon Segera Lelang 80 Mobdin Bekas
Salah satu faktor yang menyebabkan kecamatan tersebut hanya bisa dua kali masa tanam karena adanya pengeringin dari Bendung Cikeusik di Kabupaten Kuningan. “Suplai air berkurang, sehingga otomatis berpengaruh terhadap produktivitas,” tandasnya. (cep)