Sedekah Alam dengan Menanam 1.000 Pohon

Penanaman 1.000 pohon menjadi bagian dari kegiatan rutin aksi sosial yang diberinama Sedekah Alam.-istimewa-radar majalengka

MAJALENGKA - Prihatin dengan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kemarau lalu, masyarakat di Desa Penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai, memiliki kesadaran tinggi, untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Di antaranya melalui penanaman pohon, sebagai bagian dari restorasi lingkungan pasca karhutla.

Seperti yang dilakukan Kelompok Mitra Pariwisata Gunung Ciremai (MPGC) Bumi Perkemahan Curug Leles Desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka.

Penanaman 1.000 pohon menjadi bagian dari kegiatan rutin aksi sosial yang diberinama Sedekah Alam. Ketua MPGC Curug Leles Dedi Sunadi menjelaskan, kegiatan pada senin (15/01) menjadi Sedekah Alam Season 4, menebar 1.000 bibit pohon endemik untuk ditanam, tepatnya di daerah Goa Kejayaan dan sekitar mata air.

"Kegiatan penanaman kali ini, kami MPGC mengundang sekitar 500 orang, dari berbagai elemen masyarakat, pecinta alam, pramuka, pemerintah desa, kelompok tani hutan, termasuk KTH Silihwangi Majakuning, Relawan MPA atau Masyarakat Peduli Api, MPP, komunitas, BTNGC dan TNI-Polri, " paparnya.

BACA JUGA:Pj Bupati Dedi Sidak Kios

Dedi melanjutkan, upaya penanaman ini menjadi wujud kepedulian dan inisiatif warga pasca peristiwa karhutla di kawasan ini. Tepatnya di musim kemarau 2023 lalu.

Dijelaskannya masyarakat sekitar sangat prihatin, saat terjadi kebakaran hutan. Padahal, di Lokasi yang sama telah ditanam bibit pepohonan pada acara yang sama, Sedekah Alam Season III.

"Pohon dari penanaman sebelumnya kering semua, akibat kebakaran hutan. Tadi kita ganti 1.000 pohon lagi. Semoga tak ada bencana kebakaran hutan di masa mendatang. Jika terjadi kebakaran, masyarakat desa sekitar dari berbagai kelompok selalu siaga melakukan pemadaman, " jelasnya.

Dedi juga mengungkapkan sejumlah harapan kepada pemerintah pusat dan BTNGC.  Di antaranya warga sangat memerlukan bantuan untuk membuat embung air di daerah rawan kebakaran tersebut. Keberadaan embung dinilai sangat penting, dalam membantu ketersediaan air untuk pemadaman, jika ditemukan titik api, dan sejumlah manfaat ekologi.

BACA JUGA:Menggagas Pribadi Berperilaku Baik

Disebutkannya, hutan di sekitar Goa Kejayaan, dan Blok Curug Leles dikenal secara turun temurun oleh warga setempat, sebagai hutan adat. Yaitu hutan yang wajib dijaga, tradisi para pendahulu, meskipun lahan tersebut sekarang milik taman nasional. Di sini terdapat sumber mata air, manfaatnya  dirasakan hingga sekarang.

"Area karhutla di kemarau 2023 sangat luas. Diduga ada kelalaian manusia juga, karena diketahui Kawasan Taman Nasional berbatasan dengan desa-desa penyangga, berbatasan dengan tanah warga. Mungkin ada yang membersihkan kebun, hingga api merambat, karena lingkungan kering saat kemarau,” ungkapnya.

Tak jauh dari lokasi penanaman pohon, terdapat Wisata Bumi Perkemahan Curug Leles. Dibuka sejak tahun 2013, berkonsep wisata edukasi dan bumi perkemahan, bisa disebut lokasi favorit kemping di Kawasan TNGC seluas 2 hektare lebih yang kini dikelola Kelompok Masyarakat dari MPGC.

Kehadiran wisata buper, sangat membangkitkan ekonomi masyarakat, juga menghasilkan pendapatan bagi desa, Pemerintah Kabupaten Majalengka, maupun pusat.

Tag
Share