PLN Kebut Pembangunan Pembangkit Energi Hijau

PLN mendorong penuh proses transisi energi ke arah yang jauh lebih hijau, demi meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia, serta mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.-ist-radar cirebon
PT PLN (Persero) terus menunjukkan keseriusan dalam mendorong penuh proses transisi energi ke arah yang jauh lebih hijau. Sejumlah pembangkit berenergi baru terbarukan terus digenjot pembangunannya di banyak daerah. Hal ini dilakukan demi meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia serta mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Menambah kapasitas pembangkit energi hijau, PLN berkolaborasi dengan pihak swasta Independent Power Producer, dan berhasil menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) IPP Salak Binary berkapasitas 15 Mega Watt (MW).
PLTP IPP Salak Binary berhasil untuk mulai beroperasi pada 9 Februari 2025. Energi yang dihasilkan oleh PLTP IPP Salak Binary ini juga berhasil menerangi hingga 1.500 pelanggan rumah tangga di Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Keberhasilan ini juga dapat menjadi contoh untuk mendorong keterlibatan pihak swasta untuk bersama-sama meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.
Sebelumnya, PLN juga sukses besar dalam menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede yang memiliki total kapasitas sebesar 110 Mega Watt (MW). Peresmian PLTA Jatigede juga langsung dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
BACA JUGA:Puncak Arus Mudik 28 Maret
Tak hanya itu saja, saat ini PLN langsung memulai penambahan unit baru di PLTP Gunung Salak, yakni PLTP IPP Salak Unit 7. Pembangunan unit pembangkit ini akan memberikan kontribusi tambahan dari PLN untuk peningkatan energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 40 MW.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Widya Anggoro Putro mengatakan, PLN berupaya penuh menjalankan transisi energi. Ia menyebut bahwa proses transisi energi ini adalah hal yang tidak mudah dan penuh tantangan. Namun, hal tersebut tidak pernah menyurutkan semangat para pejuang kelistrikan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih hijau.
“Kami akui, ini bukanlah hal yang mudah. Sangat banyak tantangannya. Kami harus selaraskan antara peningkatan kebutuhan listrik dengan ketersediaan dan penambahan pembangkit EBT dan juga banyak lagi tantangan lainnya. Namun, kami selalu optimis untuk menyelesaikan pekerjaan kami secara tepat waktu, tepat mutu dan biaya serta tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegas Anggoro.
Anggoro lanjut menjelaskan, saat ini PLTP IPP Salak Unit 7 sudah memasuki tahap soil investigation. Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap kondisi serta sifat fisik tanah dan batuan di wilayah yang akan dikonstruksi. Tahap ini tentu sangat penting untuk memastikan tanah dapat menopang bangunan dengan aman.
BACA JUGA:Wahana Salurkan Kreativitas Remaja
“Pembangunan PLTP IPP Salak Unit 7 ini, kami berkolaborasi dengan pihak swasta yaitu Star Energy Geothermal Salak Pratama, Ltd. Namun, untuk setiap tahap konstruksinya, PLN akan mensupervisi dan juga monitoring hingga COD (mulai beroperasi) nanti. PLTP IPP Salak Unit 7 ini ditargetkan bisa COD pada akhir 2026 nanti,” jelas Anggoro.
PLN tidak hanya berkomitmen untuk menyediakan energi yang terjangkau namun juga bersih, dan pada saat yang sama juga meningkatkan ketahanan energi nasional. PLN sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, senantiasa bersinergi bersama stakeholder untuk terus meningkatkan bauran EBT dan memperkukuh ekosistemnya. (cep/opl)