Musim Terburuk 50 Tahun Terakhir

DIBUAT FRUSTRASI: Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, mengungkapkan cobaan yang menghampiri anak asuhnya pada musim 2024/2025.--Media Manchester United
MANCHESTER - Musim ini, Manchester United berjalan dengan kacau saat mereka menjalani start terburuk sejak 1973/1974.
Setelah menelan kekalahan 1-0 dari Tottenham Hotspur kemarin dini hari WIB, The Red Devils kini harus menghadapi kenyataan pahit dari perjalanan mereka yang mengecewakan di Liga Inggris 2024/2025.
Kekalahan dari Spurs bukan sekadar kekalahan biasa, melainkan pengingat nyata dari kesulitan yang dialami tim musim ini.
Dengan 12 kekalahan dari 25 pertandingan liga pertama, Manchester United berada pada posisi terburuk mereka pada tahap musim ini dalam lebih dari lima dekade.
BACA JUGA:BSI Dorong Percepatan Sertifikasi Halal
Performa buruk ini membuat Pelatih Ruben Amorim merenungkan peluang yang terlewatkan dan tantangan taktik yang dihadapi.
Saat ini, United berada di posisi ke-15 dalam tabel Liga Premier dengan hanya 29 poin, setelah melewati lebih dari setengah musim dengan jumlah kekalahan yang sangat mengkhawatirkan.
Meski demikian, terdegradasi tampaknya sangat tidak mungkin, karena mereka masih unggul 12 poin dari zona degradasi.
Amorim mengungkapkan frustrasinya terhadap ketidakmampuan tim untuk memanfaatkan peluang, terutama pada pertandingan melawan Tottenham.
BACA JUGA:Piknik atau Study Tour? KDM akan Bikin SK setelah Dilantik Jadi Gubernur Jabar
"Pada akhirnya, mereka mencetak gol, kami tidak. Itulah perbedaan besar dalam permainan. Kami memiliki banyak peluang, tetapi pada akhirnya mereka mencetak satu gol dan kami tidak," kata Amorim kepada Sky Sports News.
"Langkah pertama adalah menciptakan situasi. Kami telah memainkan permainan di mana kami berada di sekitar kotak penalti dan tidak menciptakan situasi. Dalam permainan ini kami menciptakan situasi. Namun, dalam permainan ini dengan dua tim yang tidak bermain dengan baik, satu gol selalu akan membuat perbedaan,” lanjutnya.
“Kita kehilangan pemain, sehingga harus mengubah pendekatan terhadap permainan. Saya tidak bisa bermain dengan cara yang sama dengan Joshua (Zirkzee) seperti yang saya bisa lakukan dengan Amad (Diallo),” ujar Amorim
"Formasi 4-4-2 diblok rendah lebih sulit dimainkan melawan tim ini daripada yang kami lakukan hari ini, itu pendapat saya. Mereka sangat terbuka dan mengembangkan tim. Apa yang Anda lihat dan apa yang Anda diskusikan setiap minggu, saya juga melihatnya. Saya punya banyak masalah, pekerjaan saya sangat-sangat sulit di sini. Namun, saya tetap berpegang pada keyakinan saya," tutup pelatih asal Portugal itu.