Kamis, 07 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Kesiapsiagaan dengan Hal Sederhana
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Selasa , 02 Jan 2024 - 17:15
Ilustrasi--
kesiapsiagaan dengan hal sederhana oleh: norma andina gumanti sebuah refleksi atas kondisi kesehatan diri yang cenderung menurun, terutama ketika cuaca mulai ekstrem saat peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan. entah variabel mana yang lebih dulu memberi pengaruh, sependek yang penulis rasakan kondisi ini dipengaruhi oleh makanan dan temperatur udara. pada fase perubahan musim (sering disebut dengan pancaroba), kecepatan angin cenderung meningkat hingga menusuk sampai ke tulang. masyarakat menyebutnya meriang, masuk angin, nggreges, dan sebagainya, serta mengasosiasikan keadaan dirinya dengan perubahan musim. baca juga:raih 27 suara, iwan ridwan ketua pc persis majalengka ujaran yang sering diucapkan antara lain “anginnya lagi gak enak”, “cuacanya lagi nggak bagus, jadi banyak yang sakit”. apa benar karena musim? jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. kondisi kesehatan seseorang tidak bisa dilihat hanya dari musim, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi. tapi setidaknya, pendekatan antara kondisi kesehatan dengan musim ini membawa penulis pada sebuah pertanyaan: bagaimana orang eskimo dapat hidup di kutub utara? salah satu suku yang tinggal di kutub utara adalah suku inuit yang merupakan bagian dari suku indian. setelah mendengar kata kutub, maka wilayah yang hampir seluruhnya tertutup oleh es langsung tampak dalam benak. dua kata yang setidaknya mengasosiasikan kondisi di sana; dingin dan beku. sebagai bahan referensi tulisan ini, penulis menyimak video dokumenter yang diunggah oleh dw documentary di kanal youtube mereka. pada video tersebut, rumah yang dihuni oleh masyarakat inuit memiliki bentuk yang serupa dengan rumah di zaman sekarang, memiliki atap, pintu, jendela, dinding, serta fondasi sebagaimana rumah pada umumnya. bangunan rumah iglo tidak nampak, mungkin masih ada di bagian kutub yang lain tetapi tidak terliput. baca juga:pemdes kuningan gunakan transaksi non tunai untuk kurangi inflasi masyarakat inuit memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berburu ikan. ikan yang didapatkan juga bukan ikan seperti yang kita temukan di pasar. dalam periode waktu tertentu, masyarakat inuit akan berjaga di beberapa titik permukaan es untuk menunggu kedatangan ikan paus. ikan yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari terutama ketika musim dingin tiba. kandungan lemak dalam ikan ini yang mampu menjaga fisik masyarakat inuit agar tetap hangat. bila membahas ketahanan fisik masyarakat inuit, beberapa sumber menyatakan bahwa terjadi evolusi genetik sehingga saat ini mereka sudah mampu beradaptasi dengan suhu yang ekstrem. pembahasan tersebut tentu sangat kompleks karena harus merunut sejarah dari ratusan tahun yang lalu. tulisan ini membawa sebuah refleksi dari masyarakat inuit yang dapat diterapkan pada penduduk di negara beriklim tropis, yakni tentang cara menyesuaikan diri dengan cuaca yang bahkan estrem sekalipun. baca juga:setelah pimpinan kpk lima orang, dpr akan pilih satu untuk jadi ketua masyarakat inuit memiliki kesadaran yang utuh sebagai manusia yang tinggal di kutub, bahwa apa yang mereka konsumsi juga apa yang mereka kenakan sesuai dengan kondisi alam. memakan ikan dengan tujuan menjaga tubuh agar tetap hangat serta baju atau jaket tebal yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. masyarakat inuit sadar bahwa mereka tinggal di lingkungan dengan cuaca yang paling ekstrem di muka bumi. bahkan ketika berburu mencari ikan, mereka harus menjaga diri agar tidak terjatuh dalam air yang dinginnya hingga -100c yang otomatis membuat tubuh mereka beku dan mengancam nyawa mereka. sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di daerah tropis, apalagi dengan wilayah yang dekat dengan tepi pantai, rupanya kondisi fisik penulis telah terbiasa dengan cuaca yang cukup hangat. apabila suhu mulai turun ditandai dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, akan terasa perubahan pada tubuh seperti mulai terkena flu, batuk, hingga demam. dengan kondisi seperti ini biasanya orang akan bilang: lagi musim batuk. padahal bukan batuknya yang sedang musim, melainkan kondisi fisik yang sedang beradaptasi dengan perubahan cuaca. yang kuat maka tetap sehat, yang ringkih maka akan sakit. baca juga:kasus lakalantas di polres indramayu turun 25 persen memperhatikan asupan makanan juga pakaian yang dikenakan saat musim penghujan tiba seharusnya menjadi suatu yang wajar. seperti manusia yang harus mengenakan jaket tebal, syal, kaos kaki, dan sarung tangan ketika menghadapi musim dingin dan turunnya salju, maka menggunakan pakaian yang lebih tebal dan mengkonsumsi vitamin (tanpa menunggu sakit terlebih dahulu) di musim penghujan adalah hal yang perlu dipersiapkan. hasil refleksi ini menjadi pengingat bahwa pergantian musim tidak cukup dihadapi dengan mitigasi secara struktural dengan memperhatikan sarana dan prasarana, tetapi juga harus diiringi dengan menjaga kesehatan bagi setiap individu. (*) penulis adalah analis mitigasi bencana pada bpbd kota cirebon
1
2
»
Tag
# musim pancaroba
# perubahan musim
# kondisi kesehatan
# wacana
# opini
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 03 Januari 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
9 menit
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
55 menit
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
1 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
1 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
1 jam
Berita Terpopuler
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
4 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
1 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
1 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
5 jam
Motor Listrik Savart S-1P Sukses Uji Ketahanan Sejauh 3.000 Km Jawa-Bali
Aneka Berita
6 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan