1.083 Orang Berebut 792 Kursi P3K
Ilustrasi-EEP-RADAR CIREBON
CIREBON – Ribuan pegawai honorer yang berasal dari seluruh perangkat daerah Pemkot Cirebon bersiap mengadu peruntungan dalam tes seleksi untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Tes seleksi ini rencananya akan digelar pada Sabtu dan Minggu, 14 dan 15 Desember mendatang, di Gedung Sebaguna Maduma Bandung.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Cirebon, Dra Sri Lakshmi Stanyawati MSi, menjelaskan bahwa formasi yang dibuka oleh Pemkot Cirebon untuk perekrutan P3K tahun 2024 ini adalah sebanyak 792 kursi.
Formasi tersebut terdiri dari tenaga guru sebanyak 175 orang, tenaga kesehatan sebanyak 108 orang, dan tenaga teknis umum lainnya sebanyak 509 orang.
Di antara tenaga teknis lainnya yang berjumlah 509 orang tersebut, Sri Lakshmi mengakui bahwa di dalamnya juga terdapat tenaga teknis yang akan diisi oleh pegawai honorer yang mengabdi di satuan pendidikan di bawah Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
“Ya, seperti penjaga sekolah, operator, dan petugas TU di sekolah. Mereka masuk dalam kelompok formasi tenaga teknis umum. Jumlahnya cukup banyak. Sisanya adalah tenaga teknis umum dari berbagai perangkat daerah,” terang Sri Lakshmi, Selasa (10/12).
Dia menjelaskan bahwa dari 792 kursi yang dibuka tersebut, akan diperebutkan oleh 1.083 peserta, yang merupakan tenaga honorer dari berbagai perangkat daerah yang memenuhi syarat untuk mengikuti tes seleksi penerimaan P3K ini.
Selain itu, ada kelompok honorer yang diprioritaskan untuk dapat lolos seleksi P3K ini, yaitu honorer kategori 2 (HK2) yang telah mengabdi sebagai tenaga honorer pemerintah sejak 1 Januari 2005.
“Honorer kategori 2 (HK2) diprioritaskan untuk pengangkatan P3K saat ini. Asalkan ikut tes, peluang untuk lolos sangat besar. Targetnya adalah menghapuskan HK2 di Kota Cirebon,” jelasnya.
Menurutnya, dalam tes seleksi P3K kali ini, penilaian tidak dilakukan dengan sistem passing grade. Penilaian dilakukan dengan mengurutkan hasil nilai tertinggi di masing-masing formasi yang dilamar oleh peserta seleksi.
Dengan demikian, peluang setiap peserta seleksi untuk diterima di formasi yang dilamar cukup terbuka lebar. Namun, karena ini adalah seleksi, tentu ada peserta yang tidak lolos. Mereka masih memiliki kesempatan untuk mencoba lagi pada tahun berikutnya atau ketika ada penerimaan berikutnya. (azs)