Kecerdasan Dikemas Religiusitas

Seleksi calon siswa baru Sekolah Ibnu Khaldun dan SMK Syntax Business School (SBS) di Hotel Grand Cordela Kuningan, Selasa (26/12/2023).-ist-radar cirebon

Seleksi calon siswa baru Sekolah Ibnu Khaldun dan SMK Syntax Business School (SBS) lebih kepada menentukan kecerdasan anak. Sebanyak 200an dari mereka bertatap muka di Hotel Grand Cordela Kuningan, Selasa (26/12/2023).

Acara dibuka dengan penampilan Paskibraka SMK Ibnu Khaldun. Serta, Tahfidz dari siswa SD/SMP IT Ibnu Khaldun dan SMK SBS yang berlokasi di Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, itu.

Sekolah Ibnu Khaldun mewakili pondok pesantren dan TK, SD, SMP -semua berbasis Islam Terpadu (IT). Serta SMK Ibnu Khaldun yang berlokasi di Desa Panambangan, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon.

Ketua Panitia Seleksi, Fahmi Faqih Nugraha MPd mengatakan calon siswa baru tahun ajaran 2024-2025 ini bukan saja dari wilayah III Cirebon. Tapi dari Jabodetabek. Beberapa dari luar Jawa Barat.

BACA JUGA:Patokan Tahun Hari Jadi Kota Cirebon Segera Berubah

Seleksi gelombang pertama dibuka hingga 31 Desember 2023. Sementara gelombang kedua atau terakhir dibuka Januari hingga Februari 2024. Bagi yang ingin mendaftar dipersilakan datang langsung ke sekolah. Para siswa dipersiapkan untuk tahun ajaran baru pada Juli 2024 mendatang.

Proses seleksi dibagi menjadi dua. Yaitu, tes potensi akademik dan multiple intelligence. Calon siswa TK dan SD melalui wawancara. Mereka didampingi orang tua. Sementara SMP dan SMK tes secara tertulis. Penguji menggali minat serta bakat mereka dalam pembelajaran. "Dengan mengetahui minat dan bakat, diharapkan bisa mempermudah siswa menerima informasi ketika proses pembelajar nanti," kata Fahmi di sela proses seleksi.

Ketua Yayasan Mansyur Al Makki dan Yayasan Darul Ulum Indonesia, Dr Taufik Ridwan MHum menambahkan, tes yang dilakukan yaitu untuk mengukur kecerdasan anak. “Jadi bukan menentukan lulus atau tidak. Tapi kecerdasan anak itu dominannya di mana," ujar pria yang meraih gelar doktor (Dr) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Presiden Komisaris Syntax Corporation Indonesia itu bilang, semua anak cerdas. Tidak ada yang bodoh. Tapi menjadi sia-sia ketika kecerdasan itu tidak diketahui oleh guru atau sekolah. Yang terjadi akan menyulitkan. Siswa cenderung malas menerima pembelajaran yang tidak sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. "Kecerdasan itu membuat anak lebih mudah untuk sukses," ucap pria yang pada 18 Januari 2024 genap berusia 42 tahun tersebut.

BACA JUGA:Rayakan Tahun Baru di Swiss-Belhotel

Deteksi kecerdasan anak sejak awal berpengaruh pada pembelajaran di kelas. Guru akan lebih mudah menentukan gaya belajar siswanya. Mereka dengan kecenderungan kecerdasan yang sama akan dikelompokkan dalam satu kelas. "Itu jadi informasi awal untuk guru. Dari situ kita akan memberikan jalan yang mudah juga bagi mereka," jelas Taufik.

Sehingga, tak heran dengan cara seperti itu menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Yang pernah Syntax raih yaitu juara atletik atau Paskibraka tingkat nasional. Dan sederet prestasi lainnya, baik akademik maupun non akademik.

"Dari semua kecerdasan ini, balutannya harus religius. Spiritualnya harus kuat," ungkap Taufik yang saat ini diberi amanah sebagai Ketua Garda Satu Forum Cirebon Timur Mandiri (FCTM) sebagai penggagas percepatan pemekaran Cirebon Timur tersebut.

Ada kebiasaan yang setiap hari wajib dilakukan Sekolah Ibnu Khaldun maupun SMK SBS. Pertama, berkaitan dengan sopan santun kepada guru ketika anak datang ke sekolah. Budaya cium tangan dengan kepala menunduk, memberikan kesempatan bagi guru untuk mendoakan siswa. 

Tag
Share