Tanggapi Serius Ancaman Pembunuhan

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr merespons ancaman pembunuhan dari Wakil Presiden Sara Duterte-net/EPA-radar cirebon

 MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, putra dari mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, telah memberikan pernyataan tegas dalam menanggapi ancaman pembunuhan yang dilontarkan oleh Wakil Presiden Sara Duterte.

Melalui sebuah video yang dirilis kepada publik, Marcos Jr menegaskan bahwa ia tidak akan mengabaikan ancaman tersebut, mengingat konsekuensi serius yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan kriminal semacam itu. Ancaman tersebut muncul setelah Sara Duterte, putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte, mengaku telah memberi perintah kepada seorang pembunuh untuk membunuhnya, istrinya, dan Ketua DPR Filipina jika dirinya tewas. 

Pernyataan itu menciptakan kehebohan di tengah memanasnya situasi politik antara kedua keluarga besar yang sebelumnya memiliki aliansi kuat, namun kini terlibat konflik setelah pemilu tahun 2022.

Dalam pesannya, Marcos Jr tidak menyebut secara langsung nama Sara Duterte, namun dengan tegas menyatakan bahwa rencana kejahatan semacam itu tidak dapat dianggap enteng. Dia menekankan bahwa ancaman tersebut sangat berbahaya, dan ia bersikukuh untuk melawan segala bentuk ancaman terhadap dirinya, keluarganya, dan rekan-rekan sejawatnya di pemerintahan. Dengan pernyataan ini, Marcos Jr menegaskan sikapnya dalam menanggapi ancaman tersebut dan menekankan pentingnya menjaga keamanan dan integritas dalam dunia politik Filipina.

BACA JUGA:Dorong Pembentukan UU Perlindungan Guru

Pernyataan ini muncul di tengah penyelidikan legislatif atas dugaan penyalahgunaan dana publik yang melibatkan pejabat tinggi di pemerintahan Duterte. Sara Duterte, yang sebelumnya mengundurkan diri dari kabinet, menjadi sorotan karena pengelolaan anggarannya serta ketidakhadirannya dalam sejumlah sidang terkait.

Mengutip Reuters pada Senin (25/11/2024), Marcos Jr menyatakan bahwa ancaman pembunuhan terhadap presiden adalah “preseden buruk” yang tidak boleh dibiarkan. Dia juga menekankan bahwa kekerasan seperti ini dapat merusak stabilitas politik di Filipina. “Jika merencanakan pembunuhan terhadap presiden bisa semudah itu, bagaimana dengan warga negara biasa?” tegas Marcos Jr.

Ketegangan politik ini semakin memanas setelah mantan Presiden Rodrigo Duterte menjadi sorotan atas kebijakan ‘perang narkoba’ yang dia jalankan selama masa pemerintahannya pada 2016-2022. Ribuan pembunuhan yang terjadi selama periode tersebut menjadi subjek penyelidikan DPR dan Senat Filipina. Kebijakan yang penuh kontroversi itu, meskipun dipuji oleh beberapa pihak sebagai langkah keras melawan kriminalitas, menuai kritik internasional karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam sidang-sidang terkait, pemerintahan Marcos Jr untuk pertama kalinya menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) yang menyelidiki dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama pemerintahan Duterte. Dalam pernyataannya, Rodrigo Duterte mengakui tanggung jawab penuh atas tindakan keras tersebut dan bahkan mendorong ICC untuk segera menyelesaikan penyelidikan.

BACA JUGA:Dukung Pertanian Sorgum untuk Ketahanan Pangan

Sementara itu, pihak legislatif dan pemerintah Filipina secara tegas mengutuk ancaman Sara Duterte terhadap Marcos Jr. Ketua DPR, Martin Romualdez, yang juga merupakan kerabat dekat Marcos Jr, menyebut pernyataan tersebut sebagai “sangat berbahaya dan ceroboh.” Dia mengingatkan bahwa kekerasan tidak boleh menjadi bagian dari budaya politik Filipina, terutama jika melibatkan pejabat tinggi negara.

Departemen Kehakiman Filipina juga menyatakan bahwa Sara Duterte akan dipanggil untuk memberi keterangan resmi terkait ancaman tersebut. Para pejabat memastikan bahwa keamanan presiden dan pejabat tinggi negara harus menjadi prioritas utama, tanpa adanya intervensi politik.

Keamanan dan stabilitas politik Filipina kini tengah diuji. Ancaman serius dari dalam pemerintahan sendiri menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Apakah langkah hukum yang dijanjikan Presiden Marcos Jr akan berhasil menenangkan situasi, atau justru memperburuk ketegangan politik di negara ini? Hanya waktu yang akan memberikan jawabannya. (jp)

 

Tag
Share