Hasil PISA 2022: Perspektif Pedagogik tentang Latar Belakang Budaya di Indonesia

Ilustrasi-gurupendidikan.com-

"Dalam skor literasi membaca, kita melihat bahwa rata-rata dunia itu turun sekitar 18 poin. Tapi, Indonesia hanya turun 12 poin. Jadi, secara signifikan lebih baik daripada rata-rata internasional. Hasil ini mencerminkan ketangguhan guru kita yang didukung berbagai program penanganan pandemi dari Kemendikbudristek" disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam perilisan hasil PISA 2022 dalam YouTube Kemendikbud RI, Selasa, 5 Desember 2023.

BACA JUGA:Polresta Cirebon Kini Fokus Amankan Malam Pergantian Tahun

Hasil PISA tahun 2022 juga menunjukkan bahwa para guru di Indonesia memberi dukungan yang baik kepada para siswa selama pandemi, sehingga meminimalisir hilangnya pembelajaran (learning loss).

Kemudian muncul pertanyaan tentang bagaimana memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa?. Salah satu aspek yang dapat dipertimbangkan adalah keanekaragaman budaya dan kekayaan bahasa di Indonesia.

Pengaruh budaya dalam sistem pendidikan di Indonesia diantaranya:

(1) nilai-nilai budaya di Indonesia kental dengan nilai-nilai seperti gotong royong, keberagaman, dan nilai-nilai lokal yang dapat memengaruhi motivasi dan pendekatan siswa terhadap pembelajaran;

BACA JUGA:Wawancara dengan Sekjen Partai Gelora, Mahfuz Sidik: Kenapa Harus Ada Parpol Baru?

(2) Indonesia memiliki keragaman bahasa, dan pengaruhnya perlu dipertimbangkan dalam pengajaran; dan

(3) kurikulum yang mencerminkan kearifan lokal dan budaya tradisional dapat memotivasi siswa. 

Sejauh mana kurikulum mencerminkan kearifan lokal dan budaya Indonesia? Guru memiliki peran yang sangat besar dalam konteks budaya.

Kualitas dan kedekatan guru dengan konteks budaya siswa dapat memengaruhi efektivitas pengajaran. Guru berperan sebagai mediator antara kurikulum dan siswa.

BACA JUGA:Rafting Jadi Penutup HUT Ke-24 Radar Cirebon

Sehingga perspektif pedagogik harus mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai ini dapat diperkuat dalam pengajaran, pendekatan pengajaran bahasa yang mencerminkan kekayaan multilingualisme, dan harus mengevaluasi sejauh mana kurikulum memadai merefleksikan kekayaan budaya Indonesia.

Hal yang tak kalah penting lainnya adalah sistem evaluasi yang responsif. Evaluasi yang memahami konteks budaya dapat memberikan umpan balik yang lebih berarti. 

Selanjutnya bagaimana menyikapi tantangan dan peluang dalam menafsirkan hasil PISA di Indonesia? Perspektif pedagogik harus mengatasi tantangan ini dengan mengeksplorasi cara untuk menilai keterampilan kultural secara lebih efektif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan