Citra Politik

Reporter: Bambang |

Editor: Bambang |

Rabu , 23 Oct 2024 - 19:30

Ilustrasi citra politik.-istimewa-

Tergambar dinamika peradaban yang ditentukan kekuatan-kekuatan (politik) besar. Serta ulasan Niall Ferguson dalam civilization yang menggambarkan sejarah perjalanan peradaban yang tidak lepas dari peran politik.

Bagaimana politik menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan obat-obatan dalam dunia kedokteran, dan sebagainya.

Maka, jika Anda berniat dan memiliki tujuan mulia terhadap peradaban manusia, maka bercumbu dengan politik.

Supaya terjalin ikatan kuat dengan berbagai fungsi dan peran politik itu sendiri. Namun, jika hanya mengandalkan politik sebagai tampuk kepentingan pribadi dan kelompok, maka berhentilah.

Karena hal tersebut dapat memberikan stigma negatif terhadap perkembangan politik tanah air. Apalagi jika Anda tidak siap dengan konsekuensi bercumbu dengan politik.

Andai dilihat peran politik dalam menghancurkan kekuasaan-kekuasaan besar, maka hanya kepentingan pribadi, kelompok, dan tidak diberikannya peluang, untuk tujuan politik tercapai yang menjadi indikator kehancuran tersebut. (*)

*Penulis adalah Mahasiswa IPB dari Cirebon

citra politik                            oleh: siti jubaedah*
kata politik seolah menjadi citra negatif bagi sebagian orang. terlebih di dalam politik banyak kejahatan moral yang terekspos. sehingga citra positif dari politik seolah ditelan bulat-bulat oleh citra negatifnya.
sebagai negara demokrasi yang memberikan legitimasi terhadap setiap warga untuk berperan dalam dunia politik. indonesia memberikan ruang terbuka bagi setiap kelas untuk berperan di dalamnya.
sehingga membuka peluang bagi hadirnya para politisi culas dan memainkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan.
baca juga:warga syukuran maruarar sirait dilantik jadi menteri
tapi, kita tetap optimistis terhadap politisi yang hadir sekarang adalah perwujudan atas kesejahteraan dan keadilan dari rakyat indonesia.
unsur politik dalam judul opini ini menjadi simbol yang membuat intim dua hal, yakni politik dan politisi. begitu juga dengan politik yang memiliki kenyamanan yang tiada batas, dalam mengarungi dunia perpolitikan.
kenyamanan dalam politik bukan berarti tujuan terakhir yang ada. tetapi ini menjadi fasilitas dan penyemangat dalam menuntun langkah untuk sampai kepada tujuan politik yang sebenarnya.
perlu diperhatikan, setiap orang yang terlibat dalam politik, kehidupannya tidak jauh dengan pandangan visioner. ini menjadikannya haus akan peran dan jabatan.
baca juga:travel goldy mulia wisata siap berangkatkan jamaah umrah
sehingga dapat menimbulkan rasa candu yang berlebihan. karena dengan politik, pemikiran serta gagasan seseorang dapat diperhatikan.
bahkan jika beruntung, dapat pula diimplementasikan. kecanduan dalam berpolitik bukanlah masalah yang besar.
tapi, yang jadi masalah adalah bagaimana menyikapi rasa candu yang hinggap, apakah mengambil peran untuk tujuan politik dan publik, atau tujuan pribadi dan kelompok.
maka opsi pertama adalah peran yang dapat menjadi jalan untuk problem solving yang dirasakan. supaya tidak terjadi kontradiksi ketika mengambil langkah, keputusan dan lain sebagainya.
baca juga:projo dan propas di barisan eman-dena
banyak ditemukan kasus negatif terhadap dunia perpolitikan. baik dengan politik uang, kekeluargaan, atau sering disebut dengan kekuatan ‘orang dalam’, dan semacamnya.
masalah ini menjadi wajah yang sangat menjadi propaganda dan menjelek-jelekkan peran serta kehadiran politik yang bersih dan adil. serta tidak sesuai dengan tujuan politik yakni menyejahterakan warga negara.
nixon, presiden as tahun 1969-1974 pernah mengatakan, “saya menolak pandangan sinis, bahwa politik itu urusan kotor.”
dengan pandangan ini, kita dapat berspekulasi, bahwa kejahatan dalam dunia politik menjadi gangguan terhadap eksistensi politik.
baca juga:mampu wakili aspirasi rakyat
sekaligus seseorang yang menyatakan, bahwa politik itu hanya urusan kotor adalah orang-orang sinis (egoistis) yang tidak mau terlibat, sekaligus tidak memberikan perannya terhadap dunia politik.
 pandangan nixon ini menjelaskan, bahwa politik itu bukan sekadar kalah dan menang, untung dan rugi. tetapi ada tujuan mulia yang harus kita usung bersama.
sebagai sebuah jalan untuk menyejahterakan masyarakat terkadang banyak godaan. sehingga hal tersebut dapat membelokkan perjuangan dan pengabdian seseorang dalam dunia politik.
dengan didukung rasa candu lebih yang membuat seseorang menjadi ketagihan, dan menginginkan peran serta manfaat lebih dalam dunia politik.
baca juga:500 lebih warga ri jadi operator judi
tetapi, dengan berbagai pengetahuan tentang politik, seorang politisi dapat mengambil jalan yang tepat dalam menanamkan pengaruh yang dimiliki.
dengan berbagai macam pandangan yang menjadi modal motivasi tersendiri bagi politisi, dalam menapaki perpolitikan indonesia.
menjadi seorang politisi bukanlah sesuatu hal yang terlarang. tetapi menjadi suatu hal mulia, karena politik menentukan peradaban manusia ke depan.
menurut buku paul kennedy, the rise and fall of the great powers, ditemukan ragam peradaban besar dunia dari tahun 1500-1980.
baca juga:cabup yanuar prihatin disambut ribuan santri cibingbin
tergambar dinamika peradaban yang ditentukan kekuatan-kekuatan (politik) besar. serta ulasan niall ferguson dalam civilization yang menggambarkan sejarah perjalanan peradaban yang tidak lepas dari peran politik.
bagaimana politik menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan obat-obatan dalam dunia kedokteran, dan sebagainya.
maka, jika anda berniat dan memiliki tujuan mulia terhadap peradaban manusia, maka bercumbu dengan politik. 
supaya terjalin ikatan kuat dengan berbagai fungsi dan peran politik itu sendiri. namun, jika hanya mengandalkan politik sebagai tampuk kepentingan pribadi dan kelompok, maka berhentilah.
baca juga:hari santri, simbol bangun bangsa religius dan mandiri
karena hal tersebut dapat memberikan stigma negatif terhadap perkembangan politik tanah air. apalagi jika anda tidak siap dengan konsekuensi bercumbu dengan politik.
andai dilihat peran politik dalam menghancurkan kekuasaan-kekuasaan besar, maka hanya kepentingan pribadi, kelompok, dan tidak diberikannya peluang, untuk tujuan politik tercapai yang menjadi indikator kehancuran tersebut. (*)
*penulis adalah mahasiswa ipb dari cirebon