Profil Santri

Hari Santri 2024.-istimewa-

BACA JUGA:Hari Santri Nasional, Momentum Peningkatan Nilai Religius di Kota Cirebon

Santri juga mengembangkan kasih sayang dalam Ukhuwah basyariyah/ insaniyah. Ksaih sayang yang ditumbuhkan dalam hubungan ini  adalah kasih saynag atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.

Kasih sayang yang diberikan atas dasar kesamaan martabat kemanusiaan dalam upaya untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, adil dan damai.

CINTA NEGERI

Santri, selain menabur cinta kepada sesama manusia, ia juga mencintai negaranya. Cara santri mencintai negaranya adalah dengan mencintai Negara sebagai tanah airnya, tempat dimana santri dilahirkan, udaranya dihirup untuk kehidupan dan untuk bersujud di atasnya. Maka, Negara bagi santri adalah ibu pertiwi.

BACA JUGA:Tebar Ratusan Paket Makanan Bergizi

Yang telah melahirkannya, memberi kehidupan dan tempat ia bertemu dengan Tuhannya dengan ibadah dan sujud di atasnya. 

Bukti cinta santri pada Negara adalah, ketika Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari mengumandangkan komado jihad, maka dengan suka rela diniati karena mencari ridlo Allah, para santri berjuang membela Negara Kesatuan Republic Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dan pada tanggal 10 November 1945 adalah puncak dari bergerolanya cinta santri pada Negara.

Kecintaan santri pada Negara, dibuktikan pula dengan sangat menghargai tradisi budaya yang berkembang disekitar kehidupannya.

BACA JUGA:Pemkab Indramayu Targetkan APBD 2025 Sebesar Rp2,9 Triliun

Tradisi dan budaya yang sangat dekat dengan dia dan ikut serta membangun jiwa dan raganya. Budaya bagi santri adalah anugrah dari Allah yang diberikan kepada manusia sekitarnya agar menjadi orang yang baik, santun dan juga menjadi alat untuk terwujudnya keharmonisan dalam kehidupan. 

Santri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, selalu mengikuti dasar yang kokoh berdasarkan ilmu pengetahuan. Dasar yang kokoh ini menjadikan santri dapat kiprah diman saja tanpa harus goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan.

Hal itu disebabkan karena santri selalu belajar.  Belajar telah menjadi sifat asli santri. Tidak ada batas waktu dan ruang untuk belajar. 

Belajar sejak dari gendong sampai menjadi pocong, itulah prinsipnya dalam belajar. Artinya, satu sifat asli santri adalah belajar tanpa henti.

Tag
Share