Komitmen Sejahterakan Petani
Ahmad Syaikhu hadir di Kabupaten Majalengka pada Sabtu (19/10).-istimewa-radar majalengka
BACA JUGA:Jelang Piala AFF 2024, Timnas Vietnam Gelar Pemusatan Latihan di Korea Selatan Demi Raih Gelar Juara
"Contohnya pada saat lebaran, tahun baru, atau saat-saat kelangkaan beras. Atau mencari peluang untuk dijual ke daerah lain, sehingga juga menghasilkan keuntungan," katanya.
Pola seperti ini, menurutnya, harus dikembangkan di Jawa Barat. Karena bagaimanapun, Jawa Barat masih menjadi lumbung beras nasional.
"Jika konsumsi beras terlalu banyak oleh masyarakat Jawa Barat, maka perlu ada BUMD yang mengurusi ini untuk membantu daerah lain," jelasnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dirinya menambahkan bahwa infrastruktur juga harus disempurnakan.
BACA JUGA:Restu Ayah Ojak Saat Ayu Ting Ting dan Boy William Dijodohkan
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (Asih), juga berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur.
"Ketika saya ke Subang kemarin, banyak infrastruktur jalan di pelosok desa yang masih perlu diperbaiki. Jika infrastruktur jalan bagus, kita optimis mobilitas barang akan cepat, dan itu akan meningkatkan perekonomian, yang harus kita upayakan," tambahnya.
Alih fungsi lahan pertanian terus terjadi di Kabupaten Majalengka sejak berdirinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Hal ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan.
BACA JUGA:Oppo Find X Series Unggulkan Sektor Fotografi, Find X8 Pro dan Find X8 Siap Meluncur
Kertajati adalah wilayah yang paling sering 'dibidik' untuk alih fungsi lahan. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Majalengka.
Dilihat dari data BPS sebelum ada bandara (2012-2014), produksi padi di Kertajati selalu paling tinggi di antara kecamatan-kecamatan lainnya di Majalengka.
Pada 2012, produksi padi di Kertajati mencapai 58.064 kuintal. Pada 2013, produksi padi terus meningkat signifikan menjadi 80.106 kuintal.
Namun, pada 2014, tepatnya saat pengerjaan fondasi dan pembersihan lahan bandara, produksi padi di Kertajati menurun menjadi 75.957 kuintal.