Kampung Keberagaman Proklim Lestari RW 08 Merbabu Asih Menjadi Sampling Pendidikan Lingkungan Perempuan

Kampung Keberagaman Proklim Lestari RW 08 Merbabu Asih menjadi sampling pendidikan lingkungan perempuan berbasis Ekologi Agama.-istimewa-

RADARCIREBON.BACAKORAN.CO - Dr. Hj. Anisatun Muthi’ah, M.Ag., Dosen Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (dikenal juga sebagai Cyber Islamic University/CIU), meraih penghargaan bergengsi sebagai salah satu dari 50 pengirim naskah terbaik dalam Call for Paper pada International Conference on Gender, Children, and Social Inclusion (Gensia) 2024. Konferensi internasional ini berlangsung di Grand Legi Hotel Kota Lombok dari tanggal 15 hingga 18 Oktober 2024, dan menjadi ajang penting untuk membahas isu-isu perempuan, anak, dan inklusi sosial dalam konteks transformasi sosial. 

 

Dr. Anisatun mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Womanizing Education to Reach Cirebon Climate City Programme through Religious Ecology Approach”. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan lingkungan bagi perempuan dalam mendukung kelestarian lingkungan melalui pendekatan ekologi berbasis nilai-nilai religius. Dengan fokus pada Program Kota Iklim Cirebon, dengan sampling kampung keberagaman Proklim Lestari RW 08 Merbabu Asih, penelitian ini menawarkan solusi inovatif dalam menjaga lingkungan, yang melibatkan perempuan sebagai agen perubahan melalui pendidikan yang berlandaskan agama.

BACA JUGA:KPU Siapkan 1.789.438 Surat Suara untuk Pilbup Cirebon

 

Makalah Dr. Anisatun menyoroti empat tahapan kunci dalam pengelolaan lingkungan berbasis agama yang dapat memperkuat program Kota Iklim Cirebon, yaitu:

 

1.      Orientasi Nilai-Nilai Keagamaan (Orienting): Mendorong orientasi masyarakat, khususnya perempuan, terhadap nilai-nilai religius yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

2.      Penanaman dan Penyadaran (Grounding): Menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan ajaran agama.

 

3.      Perawatan Lingkungan (Nurturing): Mengembangkan praktik-praktik nyata dalam merawat alam sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan.

 

4.      Transformasi Perilaku (Transforming): Mengarahkan perubahan perilaku dan sikap terhadap lingkungan, dengan tujuan mencapai keberlanjutan jangka panjang.

 

Melalui penelitiannya, Dr. Anisatun mengajak perempuan untuk berperan lebih aktif dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan spiritual. Pendidikan lingkungan yang berbasis agama, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan kesadaran ekologis yang mendalam di kalangan perempuan.

 

Konferensi Gensia 2024 ini mengusung tema besar “Interdisciplinary Studies on Contemporary Women’s and Children’s Issues for Social Transformation” dan dihadiri oleh sejumlah tokoh akademik internasional yang menjadi pembicara utama. Beberapa di antaranya adalah:

 

§  Dr. Jan. A. Ali dari Western Sydney University, Australia, yang membahas “Sex Differences in Islam and Their Social Consequences.”

 

§  Siti Nurjanah, M.A. dari Women’s Learning Partnership, USA, yang mengupas “Gender Justice Through Human Rights: Deploying Indonesia’s Cultural Assets.”

 

§  Prof. Farish A. Noor dari Universitas Islam Internasional Indonesia, yang mengangkat tema “Feminism and Women’s Studies as A Necessary Component in The Study of Contemporary Islam.”

 

Konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pusat Studi Gender dan Anak ke-3 yang diselenggarakan oleh UIN Mataram. Keikutsertaan Dr. Anisatun Muthi’ah tidak hanya membawa nama baik UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pendidikan agama dan lingkungan dalam membentuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

 

Dekan FUA UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag., mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. “Kami sangat bangga dengan terpilihnya Dr. Anisatun sebagai salah satu pengirim naskah terbaik di konferensi internasional ini. Karya beliau tidak hanya mengharumkan nama institusi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mengaitkan nilai-nilai religius dengan upaya pelestarian lingkungan,” ungkapnya. Dengan pencapaiannya ini, Dr. Anisatun diharapkan dapat terus memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan program-program berbasis agama yang berfokus pada pelestarian lingkungan, khususnya dalam konteks pemberdayaan perempuan.

Tag
Share