Varian Baru Covid-19 XEC Lebih Menular, Masih Efektifkah Vaksin?
--
RADARCIREBON.BACAKORAN.CO - Dengan munculnya varian baru Covid-19 XEC, banyak yang bertanya-tanya apakah vaksinasi yang ada saat ini masih efektif dalam melawan varian tersebut.
Varian XEC merupakan turunan baru dari Omicron dan pertama kali ditemukan di Jerman pada Juni 2024. Disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya, XEC telah menyebar ke 27 negara, termasuk Amerika Serikat, Ukraina, Jerman, Belgia, Taiwan, Belanda, Kanada, dan lainnya.
Meskipun varian ini telah menyebar luas, Direktur Surveilans Kesehatan dan Kekarantinaan Kementerian Kesehatan, Achmad Farchany, menjelaskan bahwa jumlah kasus yang dilaporkan masih rendah dibandingkan varian lainnya yang masuk dalam daftar Variant of Interest (VoI) dan Variant under Monitoring (VUM) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Untuk saat ini jumlahnya masih sangat minimal dibandingkan dengan varian-varian yang saat ini masuk daftar Variant of Interest (VoI) dan Variant under Monitoring (VUM) WHO," ungkap Farchany pada 19 September 2024.
BACA JUGA:2.556 Perlintasan Sebidang KA Belum Dijaga, Pemerintah Daerah Diminta Tanggung Jawab
Lebih lanjut, Farchany menjelaskan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah varian XEC lebih menular atau ganas dibandingkan varian sebelumnya. Namun, sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa varian ini lebih berbahaya.
Terkait dengan efektivitas vaksin, vaksinasi saat ini masih memberikan perlindungan yang signifikan dalam mencegah gejala berat akibat Covid-19, termasuk untuk varian XEC.
"Untuk khusus XEC, sejauh ini belum ada laporan atau bukti yang menunjukkan penurunan efektivitas vaksin. Jadi, sementara ini kita bisa menyimpulkan bahwa vaksin masih efektif," tegas Farchany.
Gejala yang muncul pada varian XEC juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan varian Covid-19 lainnya. Beberapa gejala umum meliputi sakit tenggorokan, batuk, kelelahan, sakit kepala, nyeri tubuh, hidung tersumbat, pilek, demam, sesak napas, mual, kehilangan nafsu makan, diare, serta hilangnya indra perasa atau penciuman.
"Untuk pengobatan juga masih sama, yaitu simptomatik dan supportive, serta antivirus jika diperlukan sesuai dengan petunjuk dokter," tambahnya.
Di Indonesia sendiri, hingga saat ini belum dilaporkan adanya kasus varian XEC. Namun, pemerintah terus memantau perkembangan varian baru ini.
"Setiap varian baru yang muncul pasti memiliki potensi risiko, dan tentunya akan terus kita pantau," ujar Farchany.
Varian XEC, meskipun belum menjadi ancaman besar di Indonesia, mengingatkan pentingnya kewaspadaan global. WHO terus memantau varian-varian baru dan bekerja sama dengan berbagai negara untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang tepat dalam menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 di masa mendatang.