300 Jiwa Korban Bencana Alam

Tim Rescue melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap ratusan warga yang terdampak banjir dan tanah longsor di Myanmar.-ist/Myanmar Fire Service Department-radar cirebon

 MYANMAR - Hampir 300 jiwa telah kehilangan nyawa setelah hujan deras dan banjir melanda Myanmar. Bencana alam itu juga menyebabkan kerusakan yang luas sehingga memicu seruan untuk perlunya bantuan internasional.
Topan Yagi, penyebab dari hujan deras dan banjir, telah menimbulkan kekacauan di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di China.

Menurut laporan dari DVB TV yang disiarkan oleh Anadolu pada Selasa (17/9), hampir 300 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor sejak sisa-sisa Topan Yagi menerpa negara itu pada 9 September. Dilaporkan pula bahwa dampaknya melanda lebih dari 200.000 orang.

Di kota Yamethin wilayah Mandalay tengah, sekitar 200 jenazah ditemukan setelah tanah longsor menghancurkan 350 rumah. "Jumlah pasti korban tewas dan rumah hancur masih belum jelas. Kami masih menyusun daftarnya," ujar seorang warga Yamethin yang membantu korban banjir kepada DVB TV.

Seorang penduduk Kotapraja Hopong di Negara Bagian Shan bagian selatan menyatakan, sebagian besar kematian terjadi karena banjir dan tanah longsor.

BACA JUGA:Ummada Cirebon Kembangkan Potensi Pempek Tepung Kulit Durian di Kuningan

Media pemerintah melaporkan bahwa lima bendungan, empat pagoda, dan lebih dari 65.000 rumah hancur akibat bencana banjir.

Junta militer dan kelompok oposisi yang mengasingkan diri telah mengajukan seruan bantuan internasional untuk mengatasi situasi darurat yang diakibatkan oleh bencana banjir di negara Asia Tenggara tersebut. Situasi ini menunjukkan pentingnya bantuan internasional dalam merespons dampak bencana yang melanda Myanmar.

Sementara itu, Topan Bebinca telah menyebabkan setidaknya enam korban tewas, termasuk anak-anak, dan 11 orang lainnya mengalami cedera, menurut Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina pada Senin (16/9).

Dari total korban, empat tewas tercatat di Daerah Otonomi Bangsamoro yang terletak di Pulau Mindanao, yang memiliki mayoritas penduduk Muslim, sedangkan dua korban lainnya berasal dari wilayah Semenanjung Zamboanga. "Selain itu, setidaknya dua orang dilaporkan hilang," ungkap badan pengelola bencana tersebut.

BACA JUGA:Panca Dihukum Mati, Dinyatakan Bersalah Menghilangkan Nyawa 4 Anak Kandung

Topan yang disebut Ferdie oleh warga lokal telah berdampak pada lebih dari 330.000 orang, di mana 30.000 di antaranya saat ini telah dievakuasi ke pusat-pusat evakuasi. Hantaman topan Bebinca tersebut juga menyebabkan kerusakan pada jalan dan infrastruktur di sejumlah wilayah.

Topan Bebinca menerjang bagian tengah dan selatan Filipina pada Jumat (13/9). Pada Senin dini hari, topan ini juga melanda pantai timur China di dekat kota Shanghai dan Ningbo.

Situasi ini menunjukkan urgensi perlunya perhatian dan bantuan bagi korban dampak topan Bebinca di Filipina, bencana alam banjir dan tanah longsor di Myanmar, serta perlunya koordinasi antar negara terkait langkah-langkah tanggap darurat. (antara)

Tag
Share