Antisipasi Indonesia Emas Sekedar Mimpi

Ilustrasi Indonesia Emas 2045.-istimewa-

Oleh: Achmad Salim*

VISI Indonesia Emas 2045 bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada peringatan 100 tahun kemerdekaannya. 

Namun, kondisi tenaga kerja saat ini, terutama di kalangan generasi Z, menghadirkan tantangan serius yang bisa menghambat tercapainya visi tersebut.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hampir 10 juta generasi Z menganggur atau tidak memiliki kegiatan, yang mencakup sekitar 22,5 persen dari total penduduk usia 15-24 tahun.

BACA JUGA:Rapor Harian

Jika digabung dengan kelompok usia 25-29 tahun, angka ini melonjak hingga 66 persen. Artinya, dua dari tiga anak muda produktif di Indonesia berada dalam kategori NEET (Not in Education, Employment, or Training).

Situasi ini tidak hanya memprihatinkan tetapi juga membahayakan mimpi Indonesia Emas 2045, mengingat generasi Z mencakup 27 persen dari total populasi Indonesia. 

Salah satu program pemerintah yang sudah berjalan dan bertujuan mengatasi masalah ini adalah Kartu Prakerja. Program ini menyediakan pelatihan dan bantuan finansial bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan.

Meskipun telah membantu banyak orang, perluasan cakupan dan peningkatan efektivitas Kartu Prakerja bisa menjadi solusi jangka panjang yang lebih baik. Pelatihan yang diberikan harus lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan, serta disesuaikan dengan karakteristik dan minat generasi Z.

BACA JUGA:Harga Rata-Rata Nasional Bahan Pangan Meningkat Signifikan Hari Ini, Cabai Rawit Tembus Rp 48.110 per Kg

Misalnya, pelatihan dalam bidang teknologi digital, kewirausahaan, dan keterampilan lunak (soft skill) seperti manajemen waktu dan komunikasi.

Universitas juga memegang peran penting dalam menyiapkan generasi Z menghadapi dunia kerja. Sayangnya, proses pembelajaran di banyak kampus cenderung belum banyak berubah dan menyesuaikan dengan kondisi generasi Z.

Pendidikan tinggi harus bertransformasi untuk lebih memahami dan memenuhi kebutuhan generasi ini. Kurikulum harus terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi.

Fokus pada keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja masa depan seperti coding, analisis data, dan digital marketing sangat penting.

Tag
Share