CIREBON- Rindang dan asri. Itulah kesan pertama yang dirasakan saat memasuki kawasan SMPN 7 Kota Cirebon.
Memiliki misi menanamkan karakter siswa yang peduli lingkungan, sekolah ini menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri Berbasis Energi Terbarukan.
Dengan mengimplementasikan penggunaan panel surya, kurang dari satu tahun ke belakang ini SMPN 7 Kota Cirebon mampu memangkas 25% kebutuhan listrik bulanannya.
BACA JUGA:Peduli Terhadap Kesejahteraan PPKS, Bupati Nina Beri Alat Bantu Kursi Roda
Kepedulian SMPN 7 Kota Cirebon terhadap lingkungan telah diimplementasikan melalui beragam program sejak lama. Bahkan setiap 4 tahun sekali pihak sekolah merilis Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup (GPBLH).
Di dalamnya terdapat rencana program yang diimplementasikan di sekolah berhubungan dengan pelestarian lingkungan.
Tak heran jika sejak 2019-2020 SMPN 7 Kota Cirebon mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Cirebon.
BACA JUGA:Camat dan Kuwu Miliki Peranan Penting Tingkatan Parmas Pilkada Serentak
Konsistensi akan program cinta lingkungan pun terus ditanamkan oleh guru kepada siswa. Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawa anak pada sampah misalnya, SMPN 7 Kota Cirebon membagikan tempat makan dan tumbler sebagai upaya mengurangi sampah plastik.
“Kami menerapkan tanggung jawab pada mereka bahwa sampahmu adalah tanggung jawabmu. Penyediaan tempat sampah pun kami pisahkan dari organik dan anorganik agar mereka terbiasa," jelas Ketua Tim Monitoring Adiwiyata SMPN 7 Kota Cirebon, Dewi Yoni Setyorini.
Di tahun 2021, SMPN 7 Kota Cirebon pun berhasil mendapatkan gelar Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Barat.
BACA JUGA: Nelayan Desa CitemuTaryadi Dinyatakan Hilang Saat Melaut
Kemudian di 2023 mendapatkan Adiwiyata Tingkat Nasional. Bagai sebuah mimpi besar yang terwujud, di tahun tersebut SMPN 7 Kota Cirebon pun merasa bersyukur mendapatkan bantuan panel surya dari Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Tepat di bulan November penyerahan panel surya tersebut dilakukan.
“Ini menjadi mimpi besar kami yang terwujud tiba-tiba. Kami merasa bersyukur karena ini bisa menjadi sebuah alat yang berguna dan menjadi sarana pembelajaran bagi siswa," ungkap Dewi Yoni Setyorini, Jumat 23 Agustus 2024.