Kendalikan Inflasi, BI Luncurkan Aplikasi Senopati dan Semar

Kamis 15 Aug 2024 - 20:58 WIB
Reporter : M Hasanuddin
Editor : M Hasanuddin

Beragam tantangan kerap dihadapi dalam upaya pengendalian inflasi. Mulai dari peningkatan alih fungsi lahan, anomali cuaca akibat La Nina, disparitas rantai pasok, dan berbagai risiko global. 

Untuk itu, Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Daerah menyelenggarakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) wilayah Jawa Tahun 2024 dengan fokus digitalisasi sebagai program unggulan pengendalian inflasi daerah dalam bentuk aplikasi Sistem Pemantauan Pasokan dan Harga Pangan untuk Jawa yang Terkendali (Senopati) dan dashboard Sistem Pengelolaan Transaksi Keuangan Badan Usaha Milik Petani/Daerah (BUMP/BUMD) dengan nama Semar. 

Anggota Dewan Gubernur, Doni P Joewono yang diwakili oleh Kepala Departemen Regional Bank Indonesia, Arief Hartawan menuturkan aplikasi Senopati ditujukan untuk membangun konektivitas data dan informasi guna memantau produksi dan harga pangan secara real-time.

Sementara aplikasi Semar akan mengoptimalkan manajemen keuangan petani dan efektivitas rantai pasok komoditas pangan. 

Kedua aplikasi tersebut diharapkan dapat memperkuat manajemen usaha tani BUMD dan BUMP, optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta hilirisasi pangan. 

”Program unggulan ini dicanangkan dalam GNPIP wilayah Jawa dengan tema Memperkuat Sinergi Pengendalian Inflasi guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas,” tuturnya.

Lanjutnya, wilayah Jawa berperan strategis sebagai sentra produksi pangan utama nasional seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah. Inflasi tahunan wilayah Jawa pada periode Juli 2024 tercatat sebesar 2,10% (yoy), masih di bawah inflasi nasional yang sebesar 2,13% (yoy), dan tetap terjaga dalam kisaran target 2,5±1% (yoy). 

Namun tantangan penurunan luas lahan dan anomali cuaca di wilayah Jawa perlu terus dicermati. Berdasarkan data BPS, penurunan luas lahan pertanian di Indonesia mencapai sekitar 238 ribu Ha, dan sekitar 60% terjadi di wilayah Jawa.

Hal ini mendorong pentingnya sinergi dan pemanfaatan data terintegrasi seperti yang dihasilkan aplikasi Senopati dan Semar, untuk memetakan lahan-lahan potensial, merumuskan strategi penguatan hilirisasi, dan keseimbangan pasokan sehingga ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat terwujud. 

”Bank Indonesia meyakini sinergi dan kolaborasi dari seluruh TPID di Wilayah Jawa maupun nasional yang adaptif dan inovatif, mampu mewujudkan stabilitas inflasi yang terjaga sesuai target inflasi pada rentang 2,5%±1%,” ungkapnya.

Beberapa program penguatan produktivitas pangan lainnya juga diusung dalam gelaran GNPIP wilayah Jawa seperti fasilitasi bantuan sarana prasarana kepada 28 gapoktan/pelaku usaha di wilayah Jawa dan program dukungan pembiayaan. 

Sebanyak 13 KAD baru intra Jawa berhasil disepakati malelui peningkatan peran BUMD/BUMP. Pada gilirannya BUMP/BUMD diharapkan dapat mendorong nilai tambah komoditas pangan melalui program hilirisasi. ”Optimalisasi BUMD dan BUMP selama semester I 2024 juga dilakukan dengan perluasan 147 kios TPID menjadi 924 kios TPID yang tersebar di wilayah Jawa,” tukasnya. (apr)

Kategori :

Terpopuler