Tawuran Pelajar Masih Terjadi di Cirebon, Eni: Ada Kesalahan Orang Tua

Kamis 08 Aug 2024 - 19:43 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

CIREBON- Tawuran pelajar yang menyebabkan satu orang tewas membuat sejumlah pihak angkat bicara. Salah satunya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon Hj Eni Suhaeni.

Eni mengatakan, tawuran pelajar tersebut tidak sepenuhnya salah anak. Tetapi, kata dia, sebagain besar kesalahan itu adalah orang tua dari anak-anak tersebut.

“Pokoknya apapun yang dilakukan anak, itu bukan kesalahan anak, tetap adalah kesalahan dari orang tua," tegas Hj Eni Suhaeni saat ditemui Radar Cirebon di Sumber, Kamis (8/8/2024).

Ia menjelaskan, kenakalan remaja atau anak, mungkin saja terjadi karena orang tua yang sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk anak. Bisa juga karena keluarga yang broken home, atau mungkin saja orang tua yang acuh sehingga tidak bisa mengontrol atau mengawasi pergaulan anak. Sebab-sebab itulah anak gampang terpengaruh oleh lingkungan.

BACA JUGA:Bahas 6 Upaya Peningkatan Kualitas Haji

Eni mengatakan, dinas dan lembaga terkait sudah sering memberikan sosialisasi kepada anak-anak sekolah agar tidak melakukan hal negatif. Namun, pengaruh dari lingkungan yang menentukan. Jika lingkungannya negatif dan orang tua tak melakukan pengawasan, maka anak akan terjerumus.

“Itulah faktor lingkungan yang begitu hebatnya mempengaruhi anak-anak. Anak-anak mungkin di rumahnya, mohon maaf, segi pendidikan agama kurang, tidak ada pengawasan. Sehingga akhirnya gampang terprovokasi (terbawa pergaulan negatif, red)," terangnya.

Eni juga mengatakan tidak akan menyalahkan guru. Ia sangat yakin, dari dulu hingga sekarang, para guru pasti mengharapkan semua anak didiknya menjadi pribadi-pribadi yang baik. Bukan melakukan hal negatif, apalagi tawuran.

Kemudian, sambungnya, penyebab tawuran juga bisa karena anak-anak terpengaruh media sosial yang diakses melalui ponsel. Sehingga, mental anak-anak gampang terpengaruh.

BACA JUGA:Antisipasi Ancaman Terorisme di Stasiun

“Mungkin dari media sosial juga. Sehingga, anak mentalnya gampang banget terpengaruh. Ada ajakan-ajakan yang membawa ke hal-hal yang tidak baik, akhirnya terprovokasi juga," terangnya.

Dengan kejadian ini, Eni berharap orang tua agar lebih perhatian dan peduli pada anak. “Mari kita jari orang tua yang care kepada anak-anak, selalu memberikan pengawasan supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang kurang baik," tandasnya.

Terpisah, Sekda Kabupaten Cirebon Hilmi Riva’i mengatakan tawuran adalah sisi negatif dari pergaulan anak. Tentunya, kata dia, pemerintah harus memberikan wadah.

BACA JUGA:Biro Otda Pemprov Jabar Turun ke Pemkot Cirebon

“Usia segitu memang sedang mencari identitas diri. Kami berharap Disdik, Dispora, dan Disbudpar harus memfasilitasi anak-anak. Kalau suka balapan motor, kita siapkan jalurnya untuk balap motor. Kalau senang berkelahi, kita siapkan sarana tinjunya. Jadi diarahkan ke hal-hal positif. Bisa saja kelak mereka menjadi pembalap, atlet gulat, karate, tinju, dan lainnya. Dan ini butuh peran semua pihak," tandasnya. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait