MAJALENGKA – Puluhan paguron pencaksilat di Kabupaten Majalengka mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut pengembalian padepokan yang hilang tergusur gedung GGM Talaga Manggung.
Ketua IPSI Kabupaten Majalengka, H Irwan Suryanto menegaskan bahwa pihaknya bukan meminta padepokan yang hilang, tetapi menuntut penggantian padepokan.
"Kami tidak meminta padepokan yang hilang dan digantikan dengan gedung GGM Talaga Manggung. Kami menuntut penggantian padepokan yang kini telah menjadi gedung tersebut," tegas Irwan kepada Radar, kemarin sore.
Menurutnya, padepokan pencaksilat dibangun dengan dana hibah langsung dari IPSI pada era Bupati Majalengka, Hj Tutty Hayati Anwar, sekitar tahun 1990-an.
BACA JUGA:Cegah Kekerasan, Pemkab Bentuk Satgas Perlindungan Anak
Pengusaha bola dari Desa Liang Julang, Kecamatan Kadipaten ini prihatin dan kecewa dengan pernyataan Ketua KONI Kabupaten Majalengka, Bakti Anugerah.
Ia menyebutkan bahwa penggunaan gedung GGM Talaga Manggung untuk latihan tidak gratis dan dikenakan biaya sebesar Rp150 ribu per jam.
"Jika kantor KONI diberikan ruang di GGM Talaga Manggung secara gratis meskipun ruangannya sempit, maka 37 paguron pencaksilat se-Kabupaten Majalengka siap untuk berdemo. Namun, saya berusaha untuk menahannya," tambah Penasihat DPC Partai Gerindra Kabupaten Majalengka ini.
Irwan juga menambahkan bahwa pencaksilat merupakan cabang olahraga yang menjadi muatan lokal (mulok) di Provinsi Jawa Barat.
BACA JUGA: Imbau Masyarakat Tak Beraktivitas di Jalan Tol
Bahkan, atlet pencaksilat Kabupaten Majalengka sering mencatatkan prestasi membanggakan.
"KONI seharusnya memperjuangkan aspirasi dari IPSI, bukan malah melemahkannya," ujarnya.
Ia juga mempertanyakan keberadaan perlengkapan IPSI di eks padepokan, seperti matras, yang kini hilang entah ke mana.
"Kami akan terus berjuang untuk mendapatkan padepokan pencaksilat kembali, jika perlu sampai kepada Bapak Prabowo yang merupakan Ketua Umum DPP IPSI," tegasnya.
BACA JUGA:Petani Berharap Dapat Bantuan Mesin Pompa