Tingkatkan Kemampuan dan Kesiagaan Terhadap Bencana

Rabu 17 Jul 2024 - 17:46 WIB
Reporter : M Hasanuddin
Editor : M Hasanuddin

Untuk meminimalisasi dampak bencana alam hidrometeorologi, diperlukan upaya kesiapsiagaan yang harus terus dilatih dan ditingkatkan. 

Kesiapsiagaan ini diperlukan setiap saat guna mengantisipasi potensi bencana.

Hal inilah yang coba dijaga oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melalui berbagai upaya preventif, salah satunya dengan menggelar apel kesiapsiagaan, serta simulasi dan gladi penanganan bencana.

Seperti yang dilakukan pada Rabu 17 Juli, apel siaga dan gladi simulasi penanganan bencana hidrometeorologi diadakan di kawasan Kelurahan Kalijaga dan Argasunya, Kecamatan Harjamukti.

Dalam kegiatan tersebut, diperagakan kekuatan SDM yang terdiri dari lintas sektoral, serta sarana dan prasarana penunjang penanganan bencana alam.

Selain itu, juga dilakukan peragaan upaya evakuasi dan penanganan bencana banjir yang disimulasikan dengan perahu karet di kawasan Kali Pacit.

Penanganan terhadap kalangan rentan seperti lansia, ibu hamil, balita, anak-anak, dan korban luka, serta pemulihan trauma, juga diperagakan oleh petugas yang memiliki peran dan fungsi masing-masing ketika terjadi bencana alam.

Tahapan pengambilan keputusan oleh Pemerintah Daerah yang didukung oleh Forkopimda, dalam menetapkan status tanggap darurat, juga diperagakan dalam gladi simulasi tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo SSos MSi, mengatakan bahwa pihaknya memantau secara rutin serta mengkoordinasikan sekecil apapun potensi kejadian bencana di lapangan, bersama para pemangku wilayah di RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan.

Sebagai upaya antisipasi, pihaknya telah membentuk belasan Kelurahan Tangguh Bencana, di mana sejumlah warganya telah dibekali kemampuan dasar untuk melakukan langkah dan penanganan secara mandiri ketika terjadi bencana di lingkungannya, hingga pada tahapan koordinasi ke Pusdalops tingkat kota.

“Beberapa kader tangguh bencana telah dibekali kemampuan mengorganisir sumber daya masyarakat untuk dapat segera mengantisipasi atau menolong diri dan orang lain apabila terjadi bencana,” terangnya.

Sementara itu, Penjabat Walikota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi, menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur, yang berimbas pada potensi terjadinya bencana alam seperti banjir, angin puting beliung, longsor, kekeringan, dan lain sebagainya.

Di Kota Cirebon, dengan karakteristik sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah, potensi bencana alam yang kerap terjadi adalah banjir, angin kencang, kekeringan, kebakaran lahan, dan lain sebagainya.

“Kita perlu belajar dari kejadian kebakaran lahan di TPA Kopiluhur pada musim kemarau tahun lalu. Dampak kekeringan juga menurunkan ketersediaan air bersih di kawasan yang mengandalkan air tanah. Ini perlu kita antisipasi, juga terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya,” sebutnya. (azs/abd)

Kategori :