Pesan Penting pada Haul Ke-18 Kang Ayip Muh: Niat, Sholawat, Berjamaah, dan Istiqomah

Senin 24 Jun 2024 - 19:52 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

CIREBON- Kecintaan masyarakat Cirebon terhadap Kang Ayip Muh begitu besar. Senin, 24 Juni 2024, ribuan warga memadati halaman Pondok Pesantren Jagasatru II di Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Kedatangan masyarakat untuk mengikuti Haul Ke-18 Kang Ayip Muh dan sesepuh masyarakat Setupatok. Para sesepuh, habaib, dan alim ulama, hadir dalam agenda tersebut.

Kang Ayip Muh merupakan ulama Cirebon dengan nama asli Habib Muhammad bin Syekh bin Abu Bakar bin Yahya. Ia merupakan salah satu guru dari Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Acara haul kemarin menjadi bukti nyata betapa dalamnya pengaruh dan warisan spiritual Kang Ayip Muh yang masih dirasakan hingga kini.

Pada kesempatan itu, Pengasuh Pondok Pesantren Jagasatru Cirebon Habib Hasanain Yahya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah yang hadir untuk mendoakan para leluhur yang telah mendahului kita semua.

BACA JUGA:Edu Heritage Cirebon- Jakarta: Peluang dan Daya Tarik Baru untuk Dua Daerah

“Mudah-mudahan doa yang kita panjatkan hari ini diterima Allah SWT dan keberkahannya kembali kepada kita," ujar putra kesembilan Kang Ayip Muh itu dalam sambutannya.

Masih pada kesempatan itu, Kang Hasan,- sapaan akrab Habib Hasanain Yahya,- mengingatkan kepada jamaah tentang pentingnya slogan yang sering digaungkan di Jagasatru, yakni Luruskan niat, perbanyak sholawat, berjamaah, dan istiqomah. Ia menjelaskan, luruskan niat adalah roh dari setiap amal yang dilihat oleh Allah SWT.

“Artinya, yang dilihat oleh Allah adalah hati kita. Walaupun amalnya kurang, tapi niatnya baik, Insya Allah amalnya akan disempurnakan. Yang penting niatnya bagus," terangnya.

Lebih lanjut, Kang Hasan menekankan pentingnya memperbanyak sholawat. “Tidak ada satu orang pun yang membaca sholawat kecuali sholawatnya disampaikan kepada Kanjeng Nabi Muhammad melalui malaikat dan malaikat akan menyebutkan nama kita dan orang tua kita," katanya.

BACA JUGA:Saudi Umumkan 1.301 Orang Wafat, 83% Jamaah Tak Resmi

Kang Hasan juga menambahkan, sholawat kepada Nabi Muhammad dihitung sebagai bentuk bakti kepada orang tua dan keberkahannya bukan hanya kembali kepada diri sendiri, tetapi juga sampai ke anak cucu. Terakhir, Kang Hasan mengingatkan pentingnya berjamaah dan istiqomah.

“Meskipun sholawat yang kita baca sedikit, tapi ketika dilakukan dengan istiqomah, Insya Allah mendapatkan kemuliaan dan kelanggengan. Semoga kita diberikan keturunan yang baik yang bisa memuliakan kita di hadapan Allah. Amiin," pungkasnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait