CIREBON - Penyakit Tuberculosis (TBC) di Indonesia menjadi salah satu penyakit yang cukup banyak menginfeksi warga. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk waspada terhadap penyakit TB.
Kepala Puskesmas Jagasatru, drg Susi Susanti, menjelaskan bahwa tantangan pembangunan kesehatan saat ini menempatkan puskesmas sebagai ujung tombak dalam mengatasi tantangan tersebut melalui berbagai program kesehatan yang dilaksanakan.
Oleh karena itu, keberadaannya menjadi sangat penting, sehingga perlu dipastikan bahwa puskesmas memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar.
Pemenuhan standar baik input maupun proses diarahkan agar terwujudnya penyelenggaraan puskesmas bermutu, mudah diakses, dan terjangkau oleh masyarakat.
Susi membeberkan bahwa capaian program TBC untuk Provinsi Jawa Barat dari estimasi 232.400 pada tahun 2023, sebenarnya sudah melebihi capaian dengan mencatat sebanyak 233.334 kasus TBC.
Angka ini mengalami peningkatan kasus sebesar 0,4% dari target yang telah ditetapkan.
“Berdasarkan data tahun 2023 di Kota Cirebon, dari estimasi 2.783 kasus, pencapaian sampai dengan bulan Desember sudah melebihi target yaitu 4.164 kasus (150%). Lonjakan penemuan kasus TBC di Kota Cirebon sangat signifikan,” ujarnya.
Menurut Susi, puskesmas melaksanakan pelayanan yang bersifat upaya pelayanan perorangan, upaya pelayanan masyarakat, serta jaringan dan jejaring puskesmas.
Dengan pelaksanaan jaringan dan jejaring yang optimal, akan meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar.
Pihaknya menegaskan bahwa penyakit TBC merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam indikator standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan serta menjadi salah satu program prioritas nasional.
Penanganan masalah TBC bukan hanya tanggung jawab Puskesmas, tetapi juga tanggung jawab bersama lintas sektor di Pemerintah Kota Cirebon.
Melalui koordinasi dan keterlibatan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta/CSR, diharapkan dapat menekan angka kejadian TBC, mengentaskan kesakitan TBC, serta menurunkan angka penularan dan kematian akibat TBC.
Pihaknya menjelaskan bahwa penularan TBC melalui droplet infection akan menyerang organ paru-paru, namun tidak jarang dalam beberapa kasus akan menyerang organ tubuh lainnya.
Pada populasi lanjut usia, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan TBC menjadi masalah khusus, seperti defisiensi imun yang berhubungan dengan proses penuaan, potensi peningkatan kondisi imunosupresi terkait dengan penyakit penyerta usia lanjut lainnya, dan potensi interaksi antara obat antituberkulosis dan obat tambahan lainnya.
“Berdasarkan data global report TBC untuk tahun 2023, sasaran kasus TBC se-Indonesia adalah 1.060.000. Adapun pencapaian program di tahun 2023 sudah melebihi target, di mana ditemukan kasus sebanyak 1.060.230, dengan peningkatan kasus sebesar 0,021%,” pungkasnya. (abd)