Oleh: Aryo Seto Pandu Wiranto*
KRISIS iklim menimbulkan berbagai kerusakan dan bencana baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bencana yang dimaksud tidak hanya berupa angin ribut, banjir, tanah longsor dan bentuk-bentuk bencana fisik dan geografis saja, melainkan juga bencana kesehatan, sosial dan ekonomi seperti gagal panen, kelaparan, dan penyakit menular.
Jika ditelusuri secara seksama, kelapan disebabkan oleh gagal panen, gagal panen terjadi akibat kekeringan, kemarau panjang dan perubahan cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi, perubahan siklus musim diakibatkan oleh naiknya suhu rata-rata bumi yang berakar dari meningkatnya emisi karbon dan gas rumah kaca.
BACA JUGA:Kuningan Berduka, Mantan Bupati Acep Purnama Meninggal Dunia
Bencana-bencana tersebut terjadi akibat reaksi berantai yang jika ditelusuri semuanya bersumber dari krisis iklim.
Dari sekian banyak bencana yang ditimbulkan dari krisis iklim, salah satu yang dampaknya sering tidak disadari karena tidak secara langsung terlihat adalah bencana gagal panen.
Gagal panen disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekeringan dan kemarau panjang, serangan hama dan penyakit, atau curah hujan berlebihan yang secara bersamaan menimbulkan efek negatif yang dramatis pada hasil pertanian menimbulkan puso atau gagal panen total.
Salah satu penyebab bencana gagal panen adalah ledakan populasi serangga hama serta berkembangnya jenis-jenis patogen yang lebih resisten terhadap pestisida.
BACA JUGA:Perintah DPD, Partai Gerinda Perpanjang Pendaftaran Cakada Hingga Tanggal 25 Mei
Meningkatnya suhu rata-rata bumi menciptakan kondisi optimal bagi serangga untuk berkembang biak secara cepat dan masif.
Selain perubahan suhu rata-rata yang menimbulkan perubahan siklus hidup, perubahan suhu juga berpengaruh pada lingkungan habitat serangga hidup.
Pergeseran habitat serangga hama akibat tekanan perubahan iklim dapat menyebabkan invasi serangga hama ke wilayah yang baru dan lebih luas, menyebabkan kerusakan pada tanaman inang yang rentan di wilayah-wilayah baru tersebut.
Menurut James L nation (2022) Kehilangan produksi padi, jagung dan gandum diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi.
BACA JUGA:WASPADA Hewan Kurban, Sejak Awal Tahun Distan Catat 25 Sapi Terjangkit PMK