CIREBON-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cirebon kembali membuka data hasil razia asusila yang dilaksanakan selama dua tahun kebelakang. Selama dua tahun itu, petugas sudah mengamankan sekitar 300 pasang bukan suami istri.
Dari hasil assessment, angka pasangan mesum yang diamankan oleh Satpol PP, didominasi oleh perselingkuhan. Sementara yang sedang bersama pekerja seks komersial (PSK), justru persentasenya lebih rendah.
Hal itu diungkapkan Kasat Pol PP Kabupaten Cirebon Imam Ustadi melalui Kasi Operasi dan Pengendalian (Opsdal) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Tibumtranmas) Satpol PP Kabupaten Cirebon Wisma Wijaya kepada Radar Cirebon, kemarin.
Diakui Wisma, setelah pihaknya membuka data base hasil razia, pasangan perselingkuhan jumlahnya tertinggi.
“Hasil assessment yang kami lakukan, ada 300 pasangan bukan suami istri sesuai data base kami, yang perselingkuhan itu mencapai 70 persen,” ungkap Wisma Wijaya, Rabu (14/5).
Sedangkan tempat yang digunakan untuk perselingkuhan, kata Wisma, kebanyakan dilakukan di kos-kosan sekitar Jalan Tuparev, karena dekat dengan Kota Cirebon.
“Paling banyak pasangan mesum yang diamankan di kos-kosan sekitar Jalan Tuparev Kecamatan Kedawung. Kemudian ada juga di Beber, dan Kecamatan Ciledug,” jelasnya.
Sementara untuk usianya, sambung Wisma, rata-rata pasangan perselingkuhan yang terjaring, di usia sekitar 40 tahun.
Disinggung soal menurunnya persentase angka PSK yang terjaring razia, menurut Wisma, para pelaku PSK biasanya menjalani profesi tersebut bukan lagi atas tuntutan ekonomi, melainkan karena tuntutan kebutuhan gaya hidup.
Dari hasil assesment tersebut, usia wanita yang terjaring razia Satpol PP sebagai PSK rata-rata diusia 20 tahun keatas. “Karena kalau secara ekonomi, orang tuanya sebenarnya mampu. Mereka melakoni itu untuk mendapat pendapatan tambahan karena tuntutan gaya hidup, biar tidak kalah sama temannya,” paparnya.
Hal yang sama juga terjadi pada PSK yang sudah mempunyai pekerjaan. Para PSK ini sengaja melakoni “pekerjaan malam” untuk memenuhi gaya hidup. “Jadi, mereka ini kalau malam jadi PSK, siangnya kerja biasa,” tandasnya. (cep)