SUBANG- Terjadinya abrasi di wilayah pantai, merupakan salah satu dampak dari pemanasan global, maka dengan gerakan menanam pohon, merupakan salah satu ikhtiar dalam memperbaiki lingkungan, demikian ditegaskan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Dengan gerakan tersebut, dia berharap akan ada perbaikan-perbaikan ke depannya untuk lingkungan yang lebih baik lagi. Dirinya, meminta, program penanaman pohon di daerah aliran sungai dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. “Pohon memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan," tuturnya.
Menurutnya, pohon juga bukan hanya menghasilkan oksigen untuk kita hirup, tetapi juga menyerap karbon yang ada di atmosfer bumi. Sehingga bisa meminimalisir polusi udara dan memperlambat kenaikan suhu di permukaan bumi yang pada akhirnya bermanfaat untuk melawan perubahan iklim.
BACA JUGA:Pelantikan Eti Herawati Tertunda, SK Dari Mendagri Belum Turun.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memimpin penanaman pohon mangrove bersama Pemerintahan Kabupaten Subang di Pantai Pondok Bali Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon, Senin (27/11). Kegiatan tersebut dalam rangka Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai tingkat Provinsi Jawa Barat dengan tema Sehatkan DAS, Sejahterakan Masyarakat.
“Kami menyambut baik penanaman pohon mangrove yang kini dilaksanakan, karena disadari, bahwa banyak sekali pantai-pantai atau laut yang mengalami kerusakan dan tentunya harus dirawat kembali," kata Bey.
Dengan 270 ribu pohon mangrove, sambung Bey, tentunya bukan tugas yang ringan, dia mengajak semua lapisan masyarakat, harus ikut mengawasi agar tumbuh dengan baik dan juga menjadi tempat yang layak dan juga memperbaiki ekosistem.
BACA JUGA:Pejabat Kemendagri Asal Cirebon Diusulkan Jadi Pj Bupati
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kehutan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana menyebutkan, permasalahan lahan kritis di Jawa Barat, dipastikan ada 829 ribu hektare. “Permasalahan lahan kritis bukan hanya berkaitan dengan ekosistem saja, tapi ternyata di Desa Mayangan ini, berkaitan dengan eksistensi 300 Hektare lahan hilang dalam waktu sekejap," terangnya.
Maka untuk mengembalikan lahan kritis tersebut, maka pemerintah pusat berikhtiar, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten bekerja sama melakukan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai.
"Hari ini kami laporkan, dilakukan gerakan bersama di 27 tempat, dengan melakukan penanaman lahan seluas 675 hektare," ujarnya. Diakui Kadis, lahan seluas itu memang belum berarti banyak, jika dibandingkan dengan luasan 829 ribu hektare. “Setidaknya langkah selama dua minggu yang dilakukan, bisa menjadi penguat bagi kita semua, untuk melakukan kegiatan penanaman dalam melestarikan hutan sekaligus mensejahterakan masyarakat Jawa Barat," imbuhnya.
BACA JUGA:Kota Cirebon Alami Inflasi Terendah di Jabar
Sementara itu, Bupati Subang Ruhimat atau yang akrab disapa Kang Jimat mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Barat yang memberikan perhatian khusus terhadap wilayah pesisir Pondok Bali.
“Terima kasih khususnya apresiasi kepada Kepala Dinas Kehutanan provinsi, karena kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Subang. Mudah-mudahan betul-betul mampu untuk mengimbangi akan untuk mengimbangi akan demikian sudah kritisnya lahan," harapnya.
Bahkan, berbagai upaya telah dia lakukan untuk mengatasi abrasi yang terjadi di wilayah pantai utara, salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan BNPB.