Integrasi Teknologi Lingkungan

Minggu 05 May 2024 - 17:05 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Penyehatan kembali lingkungan tercemar dengan menggunakan bahan alami, yang disebut bioremediasi, bukanlah suatu hal baru dalam lingkungan dunia, terlebih di dunia peneliti. Hanya saja ekspansi dan maksimalisasi penggunaannya yang masih kurang.

Seperti yang dikatakan oleh Jenine Benyus, pendiri Biomimicry Institute, kita dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan (alam) dengan kembali ke alam.

Mimicking the whole ecosystem, salah satu bentuk biomimikri yang dapat diadaptasi untuk penyelesaian permasalahan lingkungan. 

Biofertilizer-based bioremediation adalah salah satu yang dapat diusahakan untuk menangani krisis lingkungan ini, baik itu dalam penanganan polutan, maupun penyediaan kebutuhan pertanian.

BACA JUGA:Proyek Peningkatan Jalan Kebanyakan Juksung, DPRD Minta Kualitas Diutamakan

Memasuki era revolusi industri 5.0, kemajuan dibidang lingkungan dan agrikultur dapat kita sesuaikan dengan perkembangan teknologi.

PENGGUNAAN BIOFERTILIZER

Biofertilizer adalah penyediaan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme, baik itu bakteri, fungi maupun alga.

Dengan meningkatnya populasi global dan tekanan pada sumber daya pertanian, maka dibutuhkan praktik pertanian berkelanjutan. Penyediaan biofertilizer ini tentu akan memberikan alternatif berkelanjutan terhadap substitusi pupuk kimia, dan sebagai nilai tambahnya.

BACA JUGA:Untuk Pj Kepala Daerah: Kalau Maju Pilkada, Harus Mundur 5 Bulan sebelum Pencoblosan

Selain menyediakan unsur hara, biofertilizer dapat menjadi solusi dalam mengurangi polutan di lingkungan. Dalam konteks revolusi industri 5.0, ada penekanan pada konsep circular economy, limbah diminimalkan dengan menggunakan konsep upcycle.

Dengan biofertilizer, hal ini dapat dicapai, karena dalam produksinya digunakan limbah organik melalui proses pengomposan (fermentasi)

INTEGRASI TEKNOLOGI

Di era teknologi canggih seperti sekarang, produksi dan penggunaan biofertilizer dapat diintegrasikan dengan platform pertanian digital untuk mengoptimalisasi penggunaannya.

BACA JUGA:Suhendrik dan Dani Mardani Bertemu di Acara KAHMI dan ICMI Cirebon

Dalam hal produksi, dengan menggunakan aplikasi digital dapat dilakukan manajemen nutrisi berdasarkan bahan dasar yang digunakan sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang menjadi target.

Tags :
Kategori :

Terkait