MAJALENGKA- Sebaiknya pemerintah mengangkat guru SLB sebagai P3K/PNS dan menempatkannya di sekolah asalnya.
Bukan sebaliknya, mengangkat guru SLB swasta menjadi P3K tetapi ditempatkan di SLB negeri.
"Jika ada guru SLB swasta yang diangkat oleh pemerintah dan kemudian ditugaskan di SLB Negeri, hal tersebut jelas merugikan SLB swasta yang sangat sulit mencari guru yang memiliki dedikasi dan kemampuan kerja tim," kata Kepala SLB B YPLB Majalengka, Sri Aminah SPd.
BACA JUGA:Proyek Peningkatan Jalan Kebanyakan Juksung, DPRD Minta Kualitas Diutamakan
Sri menjelaskan bahwa dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasinal (Hardiknas), pihaknya memberikan penghargaan kepada para guru berprestasi melalui Teaching Award sebagai bentuk penghargaan dan motivasi atas dedikasi dan pengabdiannya.
Selain itu, pada peringatan Hardiknas tahun 2024, diadakan gebyar kreasi siswa ABK, pemberian santunan dan sembako bagi anak yatim piatu dan warga kurang mampu di sekitar sekolahnya.
BACA JUGA:Tak Maju Pilkada Jabar, Bey: Saya Bekerja sampai Ada Gubernur Definitif
"Kami juga memberikan penghargaan dan kepedulian kepada para pensiunan dan keluarga guru yang menjadi korban meninggal, yaitu Misbah dan Elih, belum lama ini," katanya.
SLB yang dipimpinnya, dari tingkat SD, SMP, hingga SMA, memiliki 43 siswa dengan 12 guru. Siswa terjauh berasal dari Malausma dan Jatitujuh.
"Kami sangat berharap anak-anak disabilitas dapat diterima oleh masyarakat, bisa hidup mandiri, dan berkolaborasi dengan masyarakat," harapnya.
BACA JUGA:Untuk Pj Kepala Daerah: Kalau Maju Pilkada, Harus Mundur 5 Bulan sebelum Pencoblosan
Sri mengaku sangat mengagumi sosok Ki Hajar Dewantara yang mengajar dengan penuh cinta kasih. "Kami tidak ingin pembelajaran digital merusak budi pekerti anak," tandasnya.
Ia berharap lembaga pendidikan SLB di Kabupaten Majalengka yang berjumlah 13 dapat memiliki karakter dan menyentuh hati anak-anak sehingga anak ABK dapat lebih percaya diri dan mandiri.