Pengembangan Kawasan Metropolitan Rebana terus menunjukkan perkembangan. Hal ini terungkap melalui sarasehan West Java Economic Society (WJES) yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, belum lama ini.
Sejumlah perwakilan kepala daerah di Ciayumajakuning beserta dinas terkait turtu hadir. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh KPw BI Cirebon yang bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Pemerintah Provinsi Jawa Barat Bernardus Djonoputro mengatakan Metropolitan Rebana yang merupakan akronim dari Cirebon-Patimban-Kertajati, merupakan kawasan industri yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang, dan Sumedang.
Daerah ini terhubung dari Cirebon, Pelabuhan Patimban di Subang, hingga Bandara Internasional Jabar Kertajati, Majalengka. Rencananya, kawasan Rebana akan mengembangkan 13 kota baru berbasis industri seluas 47.393 hektare.
BACA JUGA:BPDPKS Dorong Perajin Batik Gunakan Malam Berbahan Sawit
Kota baru tersebut yakni Cipali Subang Barat seluas 10.408 hektar, Butom (4.092 ha), Tukdana (563 ha), Patrol (4.141 ha), Cipali Subang Timur (4.806 ha), Losarang (6.710 ha), Cirebon (1.815 ha), Kertajati-Jatitujuh (4.895 ha).
Kemudian Cipali Indramayu (2.875 ha), Krangkeng (3.452 ha), Balongan (2.122 ha), Patimban (542 ha), dan Jatiwangi (972 ha). “Saat ini 7 dari 13 kota baru di Kawasan Rebana sudah dalam pembangunan dengan 11 pengembangan kawasan industri di dalamnya," terangnya.
Tugas untuk mewujudkan kutub pertumbuhan baru Jawa Barat melalui Kawasan Rebana mulai terlihat menuju ruang hidup berkualitas, layak huni, dan berkelanjutan melalui pertumbuhan di atas rata-rata nasional. Laju pertumbuhan ekonomi Kawasan Rebana pada tahun 2023 mencapai 5,81% meningkat jauh dari tahun 2022 yang mencapai sebesar 4,78%.
Pada 2023 penyerapan tenaga kerja di Kawasan Rebana terserap sebanyak 44.164 ribu tenaga kerja. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang hanya menyerap 34.808 tenaga kerja. Adapun pertumbuhan investasi di kawasan rebana di tahun 2023 mencapai 8,5%.
BACA JUGA:Kosgoro Sebagai Wadah Pengabdian
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhammad Nur mengatakan WJES 2024 bersinergi dan berkolaborasi dengan ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat.
Tema kegiatan itu adalah Memperkuat Stabiloitas dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat melalui Optimalisasi Peran Infrastruktur, Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru, dan Digitalisasi, dengan rangkaian WJES Kick Off, WJES Call For Recommendative, Roadshow Sarasehan di Cirebon dan Tasikmalaya, serta WJES Call for Paper Presentation & Seminar Nasional.
“Rangkuman hasil WJES kali ini akan kami sampaikan pada para pemerintah daerah di Jawa Barat, ada paper juga yang kami terima baik dari praktisi dan akademisi," ungkapnya.
Percepatan pembangunan Jabar Utara dan Selatan saat ini memiliki 170 program dimana 81 diantaranya dilakukan di kawasan Rebana. Infrastruktur Jawa Barat saat ini masih terfokus di wilayah Utara, berbagai infrastruktur konektivitas dimiliki baik bandara, pelabuhan, jalan tol, maupun kereta api.
Namun, simpul transportasi tersebut belum terintegrasi secara efisien dan masih terfokus di wilayah utara, sementara selatan masih minim infrastruktur konektivitas sehingga memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan.