Oleh: Achmad Salim*
MADRASAH merupakan lembaga yang menyediakan pembelajaran, di mana pembelajaran tersebut didominasi oleh nilai-nilai spiritualisme.
Madrasah juga mendampingi para pembelajarnya agar bisa merealisasikan pembelajaran mengenai teori tersebut.
Program di lingkup madrasah sangat membantu untuk pembentukan karakter, pola pikir, dan sudut pandang pembelajarnya dalam menanamkan jiwa-jiwa religiusitas.
Kurikulum di madrasah juga mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan mengenai iptek, sains, dan kehidupan sosial.
Perkembangan iptek, sains dan sosialisme di madrasah bisa dinyatakan sangat baik. Kegiatan-kegiatan tersebut dikemas oleh madrasah sebagai ekstrakurikuler.
Berbagai keterampilan dapat dipelajari dalam ekstrakurikuler tersebut. Mulai dari keterampilan berpikir, keterampilan fisik, dan terampil dalam bertutur kata.
Pembelajaran dalam ekstrakurikuler dilaksanakan setiap pekan. Karena itu, siswa-siswi bisa dengan mudah mengasah skill dan minatnya dengan begitu antusias. Mereka rela pulang sedikit terlambat karena mengikuti ekstrakurikuler.
Dengan wajah yang ketika pulang terlihat berkeringat dan lelah, namun terpancar energi semangat. Ini menunjukkan obsesi mereka dalam meningkatkan kualitas diri.
BACA JUGA:Ini Penyebab Antrian Panjang di RSD Gunung Jati pada Saat Sidak Pj Walikota
Tidak diragukan lagi, siswa madrasah pasti memiliki potensi yang berguna untuk kemajuan negeri. Mirisnya, masih banyak orang yang memiliki perspektif bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan yang kurang menjamin mengenai pendidikan iptek.
Mereka masih beranggapan teknologi informasi madrasah masih tertinggal dengan sekolah lain. Bahkan madrasah dianggap out off date.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa orang tua yang enggan memberikan pendidikan formal kepada anak-anaknya di madrasah.
Sayangnya orang-orang tersebut tidak hanya bersudut pandang, bahkan ada yang terus terang menjustifikasi madrasah dengan pandangan negatif.