DARI mana sebenarnya awal perkembangan wayang kulit yang ada di Cirebon ini?
Ternyata, cikal bakal adanya wayang kulit di Cirebon konon dimulai dari lingkungan keraton.
Jadi, waktu itu pegalaran wayang kulit hanya bisa dinikmati orang yang berada di lingkungan Kreaton dalam hal ini Keraton Kasepuhan.
BACA JUGA:Ini Penyebab Antrian Panjang di RSD Gunung Jati pada Saat Sidak Pj Walikota
Tetapi, dalang wayang kulitnya sendiri bukan dari dalam keraton, tetapi berasal dari luar keraton.
Menurut penuturan dalang wayang kulit Drs Purjadi, kala itu pegelaran wayang kulit dianggap sebagai tontonan eksklusif.
Kata dia, hanya kerabat dan tamu-tamu keraton saja yang bisa menyaksikanya.
BACA JUGA:Panji dan Roni Ikuti Jejak Walikota Nashrudin Azis, Kader Demokrat yang Berlabuh ke PDI P
"Dan alur seritanya pun tentu sangat dibatasi dan sesuai dengan keinginan orang keraton," kata dalang wayang asal desa Wanasaba Kidul Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon ini.
Cerita wayang saat itu, sambung dia sudah disetting sehingga temanya pun tentu tidak seenaknya saja.
Selama ini, sambung dia cerita wayang kulit mengambil tema dari cerita Mahabrata (Ramayanan), Pustaka Raja dan Paramayoga.
BACA JUGA:Jalan Rusak di Kabupaten Cirebon Makin Banyak, Termasuk Jalan Panguragan-Arjawinangun Ini
" Tiga itu merupakan cerita galur atau babon, tetapi dalang terkadang membuat cerita sendiri yang dinamakan carangan. Tapi carangan ini tidak lepas dari cerita tiga babon tersebut," katanya.
Dari berbagai sumber yang ada, disebutkan kalau hadirnya wayang kulit di Jawa dimanfaatkan dan dipergunakan untuk dakwah agama Islam.
Ia berkembang pesat, mengalami berbagai transformasi dalam aspek visual, dan aspek pendukung lainnya seperti karawitan, sastra, dan sebagainya.