Benarkah Tidurnya Orang Berpuasa Itu Ibadah?

Jumat 22 Mar 2024 - 16:26 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Karena karbohidrat dan makanan yang kita konsumsi setelah diolah menjadi kalori dalam tubuh kita seharusnya diolah menjadi tenaga yang dilakukan untuk aktifitas dan bekerja.

Jika tidak maka zat makanan itu akan tertimbun dan mengendap dalam lambung kita. Dan inilah menjadi sumber penyakit. Maka sangatlah tepat Hadits Nabi SAW yang mengatakan “Tidak ada wadah yang paling  jelek jika diisi penuh oleh manusia kecuali perutnya”.

Sinyalemen Rasul ini mengandung makna bahwa sebagian besar penyakit dalam tubuh kita bersumber dari lambung atau perut kita. 

Maka salah satu hikmah puasa adalah untuk kesehatan; karena dengan puasa akan membakar lemak, koletarol jahat, dan bibit penyakit dalam lambung kita. Pantas dalam Hadits lain Rasul SAW mengatakan “ Berpuasalah kalian, maka kalian akan sehat!”

BACA JUGA:Pj Walikota Meminta Sebelum Lebaran Jalan Rusak di Kota Cirebon Sudah Diperbaiki, Dilakukan Secara Juksung

Kebiasaan tidur setelah Shubuh ini pula mengakibatkan kita bangun kesiangan sehingga akan terlambat datang ke tempat pekerjaan.

Maka pada hari pertama puasa kemarin, banyak diberitakan di media elektronik kita tentang PNS yang mangkir, alias tidak masuk kerja dengan alasan menghormati hari pertama puasa, banyak pula diantara mereka yang terpaksa harus menunggu di luar gerbang yang sudah dikunci karena yang bersangkutan terlambat datang ke tempat kerja. 

Padahal pemerintah sudah bertoleransi dengan mengadakan penyesuaian jam kerja di Bulan Ramadhan dengan menyusun jam kerja khusus di Bulan Ramadhan yakni masuk jam 08.00 dan dan pulang jam 15.00 WIB.

Dengan kata lain jam masuk lebih siang setengah jam dari hari biasa, dan pulangnya lebih cepat 1 jam. Semua ini tentunya dalam rangka menghormati Umat Islam yang sedang berpuasa. Namun hal itu bukan untuk dijadikan kesempatan untuk bermalasan.

BACA JUGA:Polemik THR Buat Ojol, SPI: Pemberian THR Dapat Disesuaikan dengan Masa Aktif Ojol

Untuk mendudukan masalah ini bahwa tidur secara wajar pada saat berpuasa untuk memulihkan stamina boleh boleh saja dilakukan, akan tetapi puasa seharusnya tidak menjadi penghalang produktivitas.

Bahkan dalam lintas sejarah Nabi dan para sahabat beberapa kali melakukan peperangan justru di bulan Ramadhan, seperti Perang Badar, Khondaq, Futuh Mekah, dan Perang tabuk.

Begitu pula Proklamasi Kemerdekaan RI dilakukan dalam momentum Ramadhan. Itu semua membuktikan bahwa puasa itu erat dengan gelora semangat dan produktivitas.

Artinya, jika kita sepakat bahwa di Bulan Ramadhan ibadah dibalas dengan pahala berlipat ganda, hendaknya itu menjadi motivasi untuk lebih giat lagi beramal di Bulan Ramadhan, bukan malah sebaliknya bermalasan dan tidur selama puasa.

BACA JUGA:Hadapi Mudik Lebaran, Dishub Pasang PJU di Jalan Kenanga Hingga Desa Bobos, Serta Kerahkan 70 Personil

Semoga kita bisa menjadi insan yang lulus dari gemblengan madrasah puasa. Aamiin.  (*)

Tags :
Kategori :

Terkait