Benarkah Tidurnya Orang Berpuasa Itu Ibadah?

Jumat 22 Mar 2024 - 16:26 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: H. Muhamad Jaenudin SAg MH*

DALAM suasana puasa seperti sekarang ini, ada satu ungkapan yang sangat populer di kalangan Umat Islam. Ungkapan  tersebut adalah, “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah”. 

Bahkan karena sangat populernya ungkapan ini, sebagian besar orang Islam meyakini ungkapan tersebut adalah sebuah Hadits yang shohih. Maka layak dilakukan penelitian, apakah benar itu adalah merupakan hadits yang bisa dijadikan pegangan?.

Untuk menjawab permasalahan itu, kita bisa memulai dengan latar belakang bahwa puasa bisa membuat badan lemah dan lesu itu pasti dimaklumi, karena saat puasa kita menahan makan dan minum seharian penuh.

Kondisi ini seringkali membuat orang yang sedang berpuasa malas untuk melakukan aktivitas. Ingin nya istirahat dan tidur tanpa melakukan pekerjaan apapun.

BACA JUGA:Puasa Membentuk Jiwa Penyabar

Jika kecenderungan ini terus diperturutkan maka bukan mustahil puasa hanya akan mencetak orang-orang pemalas. Dan ujung-ujungnya puasa hanya akan menurunkan etos kerja.

Lalu kalaulah demikian, kemana tujuan hakiki puasa demi mencetak pribadi yang bertaqwa?

Dalam Jurnal Islamiah, berjudul “Sejarah Hadits Mawdu’ Dalam Mustalahul Hadits”, Penulis Abdullah menyatakan bahwa .

Dalam sejarah perkembangan Ilmu Hadits, keadaan seperti ini pada periode Tabiin dimana mulai terjadi perpecahan Umat Islam satu sama lain saling menyerang karena pertentangan politik.

BACA JUGA:IPHI Gelar Khotmil Quran dan Bukber

Dan mulailah dikarang hadits palsu sebagai senjata untuk memukul pihak lawan. Sebagaian yang lain bahkan mengarang hadits palsu dengan berbagai motif, seperti motif ekonomi agar barang dagangan mereka laku maka dikaranglah sebuah hadits.

Contoh ada sebuah hadts palsu yang menyatakan bahwa “ Terong adalah obat dari segala macam penyakit”. Setelah diselidiki lebih dalam ternyata ini hadits palsu yang dikarang oleh pedagang terong supaya barang dagangannya cepat laku.  Inilah yang membuat kita harus lebih selektif dan hati-hati dalam menerima sebuah hadits. 

Salah satu contoh adalah sebuah Hadits yang menyatakan bahwa “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah”.

Dengan hadits ini bisa disalahpahami bahwa jika sedang berpuasa lebih baik memperbanyak istirahat, santai bahkan tiduran di rumah sebab hal itu adalah ibadah, sedangkan bekerja dan beraktivitas yang produktif  hanya akan mengurangi nilai keutamaan puasa karena dengan beraktivitas dalam keadaan perut kosong seringkali menyebabkan orang akan mengeluh yang akhirnya puasanya menjadi tidak ikhlas. 

Tags :
Kategori :

Terkait