Setelah peristiwa tersebut, tak perlu berpikir panjang. Saya pun meminta bagian umum untuk menyiapkan kantin sederhana. Yang pentin bisa untuk makan karyawan.
Agar tidak keluar kantor, maka makan siang seluruh karyawan itu saya minta digratiskan. Agar tidak menjadi beban, menu makannya pun dipilih yang sederhana. Yang penting sehat dan bergizi.
Supaya lebih murah lagi, tak perlu beli makanan dari luar. Ibu kantin saja yang menyediakan makanan tersebut. Menunya pun diserahkan kepada pengelola kantin.
BACA JUGA:KPU Kota Cirebon Terbelah, Tak Bisa Tuntaskan Suara Draw PAN dan Demokrat
Akhirnya terwujudlah program makan siang gratis ala Radar Cirebon yang murah meriah. Kurang lebih hanya Rp12 ribu per porsi. Ditambah teh tawar atau air putih hangat.
Walaupun judulnya makan siang gratis, program ini juga tidak mulus. Banyak yang berkomentar miring. Ada pula yang sinis. “Makan apa Rp 12 ribu itu,” ujar salah seorang karyawan.
Tapi saya sangat sadar, karyawan ini terbiasa makan siang dengan orang-orang penting. Saya masih ingat. Tapi saya tidak perdulikan.
Setelah mulai makan siang gratis, ada pula yang menganggap rasanya kurang enak. Sebagian ada yang bilang membosankan. Ada pula yang tidak suka dengan makanan yang dihidangkan oleh kantin Radar Cirebon. Saya pun mendengarkan. Tapi tidak perduli. Juga tidak saya sampaikan kepada Ibu Kantin. Karena sudah sepakat, semua diatur oleh pengelola kantin.
BACA JUGA:Stadion Watubelah Terbakar, Jadi Mau Kapan Beresnya?
Bahkan ada salah satu bagian yang menolak tegas makan siang gratis tersebut, hingga hari ini. Yakni bagian percetakan. Bermacam-macam alasannya. Namun yang paling menonjol karena pimpinannya yang tidak pernah makan siang, sehingga mempengaruhi anak buahnya.
Juga karena ada beberapa karyawan percetakan yang berasal dari keluarga berada, sehingga tidak berselera makan di kantin. Mereka lebih memilih makan siang di luar. Tapi ada pula yang modus. Ingin makan siang itu diganti dengan mentahnya saja alias uang tunai. Lumayan Rp12 ribu dikali satu bulan.
Saya pun tidak memerdulikan mereka yang menolak, modus atau tidak suka. Program makan siang terus berjalan. Ibarat anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
Tetapi mayoritas menerima program makan siang gratis. Mungkin terpaksa karena saya pun sering makan siang gratis dari kantin. Hanya saja faktanya, jatah makan siang selalu habis.
BACA JUGA:Perkuat Kerja Sama dengan Australia
Sekarang sudah 12 tahun program makan siang gratis tersebut. Dari hari Senin hingga Jumat semua bisa makan gratis. Khusus Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional saja yang istirahat.
Ketika Pandemi Covid 19 mewabah pun, masih ada program makan siang. Walau dikemas dengan cara yang berbeda. Tidak ada makan bersama. Semua dikemas dalam bungkusan. Ketika Covid, jumlahnya pun disesuaikan. Karena karyawan banyak yang kerja di rumah, maka yang masuk kantor saja yang diberi makan siang.