Hujan kerap kali terjadi di Kabupaten Cirebon. Sejumlah tempat, sempat terdampak banjir, meskipun hanya sebentar. Seperti di Kecamatan Mundu dan Plered. Untungnya, di Kabupaten Cirebon tidak ada sawah yang gagal tanam, karena terdampak banjir.
HAL itu diungkap oleh Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Alex Suheryawan. Saat ini, lanjutnya, petani padi di Kabupaten Cirebon sedang masa replanting atau peremajaan tanaman padi. Meski beberapa kali terjadi hujan dengan intensitas tinggi, belum ada sawah yang terdampak bencana.
“Belum berdampak bencana. Jadi kalau masih bisa replanting, belum terdampak. Tapi kalau sudah tidak bisa replanting, baru dimasukan kategori terdampak,” ujarnya.
Alex mengakui, pada tahun 2023 silam terdampak bencana, karena sempat terjadi empat kali replanting dalam satu musim tanam. Saat itu, pihaknya langsung memberikan bantuan kepada sejumlah petani. Namun sekarang, pihaknya belum menerima laporan sawah yang terancam banjir.
BACA JUGA:Sektor Pangan dan Perkebunan Minim
“Disebutnya terendam di Gegesik, Panguragan, dan Kapetakan. Sempat terjadi di 10 sampai 25 hektare sawah. Tapi satu dua hari sudah surut lagi. Jadi belum terdampak pada tanaman," terangnya.
Alex optimis, kalau masa replanting dapat dilalui oleh petani Kabupaten Cirebon. Mengingat, saat ini hujannya tidak terlalu panjang. Kepercayaan dirinya itu, juga berpegangan pada data yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang menyebutkan, kalau hujan dengan intensitas tinggi, tidak sampai bulan Maret.
Melihat itu, Alex juga optimis, kalau tahun 2024, panen padi di Kabupaten Cirebon akan naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang terdampak fenomena El Nino. Menurutnya, prediksi naiknya hasil panen tahun 2024, sangat kuat, karena sudah tidak terjadi El Nino.
“Saya optimis. Nanti coba kita buat kalkulasinya, diantaranya tadi panen yang tanam tahun kemarin. Logikanya pasti kita kuat sekali,” tandasnya. (cep)