Seyogyanya, kata Abraham, kualitas bangunan itu harus terjamin, sampai generasi berikutnya. “Jangan sampai ketika selesai masa jabatan bupati, harus sudah diganti lagi pembangunannya," katanya.
Selain itu, perawatannya pun harus menjadi perhatian. Karena seiring berjalannya waktu, adanya perubahan iklim akan mengurangi kualitas bangunan. Perawatan harus betul-betul dilakukan.
“Kalau yang sekarang kan hujan juga gak terlalu, tapi ternyata ambruk. Setelah dibuka, ternyata besinya begitu. Dan untuk konstruksi, semennya minim. Ini harus dijadikan bahan evaluasi ke depan. Jangan dianggapnya ini main-main," ungkapnya.
Ia mengatakan, hasil pembangunan itu harus memiliki azas manfaat. Jangan asal membangun. Misalnya, kata dia, keberadaan Pasar Batik Trusmi. Ia menilai saat ini kondisinya tidak jelas. Padahal, untuk membangunnya menghabiskan banyak anggaran. “Coba bandingkan dengan gapura yang kita bangun di Talun. Manfaatnya banyak. Mampu menarik jumlah wisatawan," terang Abraham.
BACA JUGA:Tahun Politik, Pengamat: Parpol Harus Transparan
Sebelumnya, Bupati Cirebon H Imron MAg sudah meminta kasus robohnya gapura Alun-alun Pataraksa diusut tuntas. Imron bahkan mengaku kecewa dengan hasil revitalisasi itu.
Kejadian robohnya gapura, kata Imron, berdampak besar bagi pembangunan Kabupaten Cirebon yang mendapatkan support anggaran dari Pemprov Jabar. Apalagi alokasi pembangunan Alun-alun Pataraksa bersumber dari APBD Provinsi Jabar sebesar Rp15 miliar lebih.
Begitu juga dengan peristiwa ambruknya atap sekolah di SMPN 2 Greged. Ia mengatakan ini merupakan hal serius. Imron menegaskan harus ada evaluasi. Sebab, kata Imron, peristiwa terjadi saat proses KBM atau kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, peristiwa ambruknya atap sekolah ini masih berdekatan dengan peristiwa yang juga belum selesai penanganannya, yakni peristiwa ambruknya gapura pada Alun-alun Pataraksa. “Belum lama bangunan gapura Alun-alun Pataraksa, sekarang atap sekolah yang ambruk," jelas Imron kepada media pada Jumat, 12 Januari 2024.
BACA JUGA:Sehari Bisa Kantongi Rp100 Ribu
Melihat kondisi seperti ini, Imron mengaku akan mengevaluasi hasil pembangunan di Kabupaten Cirebon. Ia menegaskan akan melakukan evaluasi, termasuk memanggil kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk menanyakan perihal ambruknya atap SDN 2 Greged. (dri/sam)